07 Mei 2009

Filled Under:

Bersama Keris Sena

(Menyapa dan berkarya) Oleh : Zulaicha VIII-A __________________________________ Membuka lebar demi lembar halaman majalah Keris Sena dari awal terbit sampai pada ahir penerbitan, melihat kembali tiap coret dan refisi redaksi yang tersimpan di arsip naskah Keris Sena yang menumpuk di ruang labaratorium komputer karena majalah sekolah ini masih belum memiliki kantor sekretariat, dan membaca setiap dokumen yang tersimpan dalam file pada folder Keris Sena. Aku bisa rasakan begitu beratnya tugas para kakak senior juga bapak dan ibu guru yang telah memperjuangkan eksistensi Keris Sena waktu itu. Susungguh tak terfikir olehku bahwa begitu rumitnya proses memproduksi dan memasarkan majalah sekolahku “Keris Sena”, hingga menepis semua prasangkaku terhadap
semua yang terjadi selama ini. Jujur sering kali selama ini aku menggerutu dalam hati, karena menunggu majalah sekolah yang gak terbit-terbit, sering juga kekecewan itu hadir ketika apa yang termuat di majalah jauh dari harapanku, bahkan tidak dipungkiri terkadang dulu ketika majalah terbit, ingin sekali aku mendapatkannya tapi malas untuk merogoh kocek untuk mengganti ongkos terbitnya. Kini jelaslah sudah, apa yang aku gundahkan selama ini mengenai majalah sekolahku. Jikalau dulu ketika majalah terbit aku dengan jeli meneliti setiap kesalahan yang ada dan seolah pakarnya aku mengkritik dan berkata dalam hati “seandainya saja aku terlibat dalam produksi majalah sekolah ini pasti karyaku lebih bagus dari ini semua”. Terdorong dari perasaan itu akhirnya aku putuskan untuk mengikuti ekskul jurnalis, setelah melalaui banyak kejadian dan pengetian tetang jurnalis serta suka duka mengelelola majalah sekolah, baru aku merasa bahwa aku terlalu naif untuk menggerutu dan menghakimi majalah yang secara langsung atau tidak langsung telah mewarnai dan meramaikan sekolahku SMPN 6 Jember. Apalagi setelah melalui pemilihan anggota jurnalis dan terpilih sebagai ketua redaksinya aku bisa merasakan begitu berat sekali perjuangan para seniorku terdahulu. Menjadi ketua redaksi majalah Keris sena merupakan Amanah yang bergitu berat bagiku karena aku harus meyakinkan para anggota jurnalistk yang juga hampir putus asah karena setiap karyanya sering pupus karena tidak terpublikasikan. Selain para anggota, aku juga harus berjuang menyakinkan kembali kepada teman-teman siswa-siswi SMP 6 Jember mengenai keberadaan majalah Keris Sena yang telah lama hilang dari ingatan mereka, juga meyakinkan kepada bapak ibu guru yang mungkin saja telah lupa kalau dulu mereka juga membanggakan majalah sekolah ini. Membuka kembali setiap naskah yang telah terkumpul di arsip redaksi meyakinkan aku bahwa perjuangan ini harus segera dimulai kembali sebelum nama “Keris Sena” sirna tertelan kenangan yang terlupakan. Semoga prasangka dan kritikan yang dulu pernah aku pelihara tidak lagi dimiliki oleh teman-teman siswa-siswi SMPN 6 Jember. Karena semuanya kini telah nyata dan yang terpantas adalah apa yang kita berikan untuk menjadikan sekolah kita ini membanggakan untuk di kenang dan membanggakan ketika di ceritakan nanti ketika kita bernostalgia. Selamat berkarya teman-teman. Karena dengan karya kita maka kebanggaan itu lahir tanpa rekayasa dan dengan dengan karya yang nyata kita tunjukan bahwa kita hidup indah berwarna. Icha Ketua redaksi Keris sena 2009.

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah mengunjungi blog kami, sangat senang kiranya anda menyembatkan alamat URL blog atau fFB anda.