03 September 2010

Filled Under:

Cerita Unik kiriaman Murid-muridku.....

Menulis bagi siswa atau pelajaran adalah sebuah rutinitas, semua kegitan yang ada disekolah seakan tidak lepas dengan namanya menulis, namun meski demikian banyak siswa yang pada dasarnya tidak suka dengan menulis, apalgi dengan instruksi gurunya yang menulis ini,itulah....wah ribet, kemeng, kesel dan banyak sekali keluahan mereka. bahkan ada juga yang harus mengancam teman yang lain untuk mencatatkan apa yang menjadi tugasnya. Wah kalau begini jadi inget waktu masih sekolah,tapi syukur deh waktu itu saya gak sampai mengancam teman saya apalagi teman perempuan untuk mencatatkan tugas saya. tapi malah kebalikannya...
Kebalikannya bukan berarti saya yang diancam hehehe jadi malu...waktu itu saya menjual jasa, bagi teman yang males nyatat tugas malah mandapat tawaran jasa mecatat dengan konsekuensi mereka bayar beberapa rupiah...hehhehe ya itung itung untuk tambah uang saku. Lalu apa jadinya bila tugas yang diberikan oleh guru itu adalah mencatat atau menulis sebuah kejadian atau peristiwa yang sangat berkesan atau menyentuh hati mereka. kejadian ketika mereka sedang berinteraksi dengan Ayah atau Ibu kita. ehmmmm Nah dibawah ini adalah beberpa kumpulan cerita pendek tetang peristiwa itu yang di alami langsung oleh murid-murid saya....nah selain ceritanya yang menarik diharapkan mereka bisa membawakannya dengan cara penulisannya yang menyenangkan.... Bagi teman-teman yang ketulan suka membaca...nah ini dia suguhan kecil dari Murid-murid kami di SMP 6 Jember...semoga terhibur.....

33 komentar:

  1. Kematian tak bisa memutuskan kasihku

    Tak terasa setetes air jatuh keluar dari kelopak mata yang bening. Saat ku tatap dalam-dalam selembar foto. Bergambarkan Bapak tersenyum bahagia. Yang jadi penyemangat hidup di kala sedih dan lelah. Seketika banyak kejadian hidup sejak aku lahir hingga berumur 12 tahun berputar di benakku. Berawal dari aku bisa berada di bumi ini, dan memiliki ayah dan ibu begitu pengertian serta baik. Namun orang yang sangat peduli padaku adalah ayah. Bagi diriku beliau sosok orang penyabar sekaligus pemarah. Tapi tak berarti tidak lemah lembut bergantung pada kesalahan kami. Adek panggilan akrabku dirumah.
    “Adek, adek ini uangnya!!!!” panggil ayah. “Iya, tunggu sebentar yah!!!!” balasku. Aku pun bergegas menghampiri ayah untuk mengambil uang yang telah dijanjikan. Aku diberi satu logam uang 500,- . “Maksih yah”ucapku sambil memeluk ayahku. Selesai itu aku melanjutkan melihat televisi sementara ayahku mandi. “Dek makan yuk!!!” ajak ayah setelah selesai. Tanpa banyak bicara akupun segera ke meja makan. “Yah bantuin adek ngerjain PR ya????”mintaku. “Iya, tapi ngerjakannya malam aja” jawab ayah menyetuhui permintaanku. “Hore” kataku senang. Dan dibalasnya dengan senyuman.
    “Yah, yah adek laper” kataku merengek. “ hem ya sudah ayo kita makan” balas ayahku. Pada malam hari kami sering makan malam tengah malam jika kami berdua merasa lapar. Dan melihat televisi hingga larut malam pada malam minggu ataupun libur sekolah.
    Kegiatan-kegiatan itulah yang tiap hari kemi berdua lakukan. Hal-hal seperti ini sudah biasa. Sejak aku masih bersekolah di Taman kanak-kanak hingga aku duduk di bangku Sekolah Dasar. Akan tetapi semua berubah semenjak ayahku sakit-sakitan di awal tahun sampai Bulan Mei pun belum sembuh juga. Beliau menderita komplikasi paru-paru dan Liver. Kebiasan-kebiasan itu tidak lagi dilakukan. Aku berharap keadaan macam ini akan cepat berlalu. Namun aku salah. 100 hari sudah ini berlangsung tapi belum ada juga tanda-tanda kesembuhan ayahku. Hingga malam yang aku inginkan tidak pernah ada itu muncul.
    Malam itu juga ayah harus pergi meninggalkan aku. Betapa hancur hatiku mengetahui semua ini. Tidak pernah terbayangkan olehku akan secepat ini ayah pergi. Aku tidak mengira bahwa pesan ayah tadi malam adalah pesan yang terakhir. ”Dek, kamu harus selalu hati-hati” katanya lirih. “ Adek kan tidak lagi naik sepeda ya” balsku cepat. Betapa bodohnya aku hingga aku tidak bisa menyadari semuanya dan malah menjawab pesan itu dengan kata-kata itu. Harapanku ini semua hanyalah sepenggal mimpi dari tidurku. Ternyata aku salah semua ini kenyataan yang harus ku trima sekarang. “ayah ayah ayah” panggilku disela-sela tangis. Tapi tidak ada jawaban.
    Tangisku semakin pecah. Dunia ini serasa tidak adil bagiku. Aku harus kehilanggan orang yang sangat aku sayangin dalam waktu yang belum mengerti apa-apa. “hiks hiks” ucapku lirih. Hilang sudah harapanku selama ini melihat ayahku bangga dengan apa yang akan ku dapatkan kelak. “Ayah bohong” teriakku. Pagipun tiba tapi tangisanku belum juga reda. Sampai ayahku harus masuk ke liat kubur pun aku masih tetap tidak bisa menahan air mata. “ udahlah fer” ucap ibuku. “Enggak ayah gak boleh pergi” raunganku. “ini sudah takdir” balasnya lagi. Tapi aku hanya diam. 7 hari sudah aku tidak ingin masuk ke sekolah dan melakukan apapun aku hanya ingin tidur dan tidur. “Kini sudah tidak ada lagi yang akan menemaniku makan malam dan membantuku mengerjakan PR”kataku dalam hati.
    Namun aku harus menyelesaikan sekolahku yang tinggal beberapa hari untuk kenaikan kelas. Semakin tidak bersemangatnya aku menjalani hidup ini. “Fer, kenapa kamu????” sapa sahabatku Nabilah. “Aku gak apa-apa” balasku. “Udalah Fer, kamu gak bisa terus-terusan kayak gini” katanya mencoba menghiburku. Aku tak berkomentar sedikitpun. Sampai ujianpun aku malas belajar hingga nilai ujianku turun. Saat liburanpun tiba. Aku tidak ingin bermain bersama teman-temanku. Aku hanya ingin diam dan diam.

    >>> Bersambung

    BalasHapus
  2. >>> Lanjutan

    Aku merasakan dingin pada tubuhku tapi suhu tubuhku panas. Yang bisa mengobati ini hanya ayahku. Tapi ia sudah tidak ada. “Ferra Ferra” panggil teman-temanku. Aku malas beranjak dan ibuku lah yang menemui teman-temanku.” Ferra sedang sakit” kata ibuku. “ Wah kasian padahal kita mau main”tambah mereka. “ Lain kali aja” timpak ibuku.
    Tak kuhiraukan mereka. Perasaanku tidak bisa menerima ini begitu saja. Dan diputuskanlah bahwa keluargaku akan pindah ke rumah nenek. Hatiku semakin sakit, aku tidak mau meninggalkan kota yang telah memberi aku begitu banyak kenangan indah. Tapi apa daya aku harus mengikuti ibuku. “ Selamat tinggal kenangan” kataku sedih saat kami hendak pindah.
    Aku pindah dirumah nenekku. Tapi aku tidak menikmati keberadaanku di sini. Liburpun telah usai dan saatnya aku masuk sekolah yang baru. Sekolah yang tidak begitu luas dengan siswa-siswi sedikit. Tak tahu kenapa sifatku berubah menjadi pemarah dan egois. Menyebabkan aku tidak memiliki teman. Namun setelah sekolah bergabung dan aku dipindahkan di kelas A, aku kenal dengan Hilda. Anak terpintar di sini. “Fer, ayo dong kalau ngitung yang bener!!!!” ucap Hilda marah. “ Hehehe” balasku. 2 bulan sudah aku berada di sini. Semenjak bertemu dengan Hilda aku jadi menemukan semangat yang baru bahwa aku harus bangkit.
    Berkat Hilda aku jadi belajar lebih giat lagi. Dan lulus denga nilai yang bagus. Nmun aku tidak satu sekolah lagi dengan Hilda. Namun aku tetap semangat. Akan tetapi banyak anak-anak di sekolah yang baru yang tidak mau berteman denganku. Itu bukan masalah toh saat pengumuman aku bisa meraih peringkat terbaik.”Yah, aku bisa yah”bisikku pelan. Ini kulakukan hanya untuk membuktikan pada ayahku bahwa aku bisa membanggakan ayah walau ia tidak ada di sini.
    Dan saat aku sedang melamun tiba-tiba”Duarrr” kata temanku Linda. “ uh kamu ini ngegetin orang aja” balasku cepat. “ Sorry-sorry”ucapnya. Namun aku diam. ”Foto siapa sih???” tanyanya. ”Ada dech, mau tau aja” timpalku sambil menyembunyikan foto itu. “ Dah, ayo kita masuk” ajakku. “Iya” jawabnya singkat sambil bergegas masuk.
    Kita harus selalu menghargai orang tua kita. Dan kita harus bersyukur saat kita masih memiliki orang tua yang lengkap. Bukannya malah memarahi atau membentak-bentak. Dan kita harus selalu mengingat hal-hal kecil yang orang tua kita lakukan untuk kita.

    >>> TAMAT

    BalasHapus
  3. Kebohongan membawa haru

    Fajar masih belum memperlihatkan dirinya.
    Suasana di sekitar pun masih sunyi. Aku memberanikan diri keluar kamar, berjingkat” menuju ruang tengah. Perlahan kubuka tas kerja ayah dan ku ambil sebungkus rokok classmild, kuletakkan di kolong meja belajarku. Setelah itu aku kembali ke kamar.
    Itu sudah menjadi kegiatan rutinitasku. Kira-kira waktu itu aku masih kelas 3SD. Saat aku sedang bersiap-siap ke sekolah …
    “mbak wida, liat rokok ayah nggak?, seinget ayah, ayah taruh di atas TV”. Ayah berteriak di ruang tengah. “nggak tuh yah, wida nggak liat. Mungkin ibu’ tau”. Jawabku. “ibu’ nggak tau, bner mbak wida nggak liat?”. Tanya ayah penasaran. “ia bner, ngapain wida bo’ong. Kalau gak ada ya udah nggak usah ngrokok. Ayah, wida dah telat ke sekolah nih?’. Rengekku. “hemz, ya udah ayo qta berangkat”, sahut ayah. Setelah pamit pada ibu dan mencium adik bayiku, aku berangkat sekolah bersama ayah.
    Karena setiap hari ayah kehilangan rokok, sejak itu ayah jarang merokok. Hingga pada suatu hari, saat aku sedang nonton TV, dan ayah sedang membuat laporan…
    “mbak wida, ayah pinjam tip-x nya donk?”, kata ayah dari beranda. “silahkan yah, tip-x nya ada di kotak pensil wida”, jawabku. “kotak pensilnya itu ada di mana nduk?”Tanya ayah. “ada di kolong meja belajar yah”.
    Tiba-tiba ayah memanggilku, “mbak wida, bias kesini sebentar?”. Aku menghampirinya. “ada apa yah?”. “apa mbak wida tau, kenapa rokok-rokok ayah ada di sini?”. Uuupzz, aku lupa… aku coba menjawab dengan suara gemetar, “emph, anu yah. Maafin wida karena Selama ini wida bohong sama ayah. Sebenarnya setiap pagi, saat ayah masih tidur, wida ngambil rokok itu dari tas ayah. Terus wida taruh di kolong meja belajar wida.” Jawabku gugup. “kenapa?” Tanya ayah. “guru wida bilang, merokok dapat menyebabkan sakit paru-paru. Wida nggak mau ayah sakit, nanti siapa yang mau cari uang kalau ayah sakit?”. Ayah hanya tersenyum mendengar jawabanku. Fiuh, leganya. Ternyata ayah tidak marah,pikirku. Tiba-tiba ayah memelukku. “ayah tau mbak wida nglakuin itu karena mbak wida sayamg sama ayah, tapi kenapa harus dengan cara berbohong?, ayah janji nggak akan terlalu sering merokok”. “bener?’, tanyaku. “bener”, jawab ayah. “janji?”, tanyaku sambil mengangkat jari kelingkingku. “janji”,jawab ayah sambil mengaitkan jarinya pada jariku. Kami pun tertawa..

    Sekian…

    BalasHapus
  4. Sepenggal kasih yang terbayar

    Aku : "Pagi Bu.."
    Ibu : "Pagi sayang. koq tumben bangunnya pagi dek..?"
    Aku : "Adek kan mau jadi anak rajin bu. Adek pengen belajar rajin dari sekarang..."
    Ibu : "owh. Pinternya anakku...
    Aku : "Iya donk. Masak ibunya pinter, anaknya enggak...? hehehehe...
    Ibu : "Adek, adek, ada-ada aja. Dek, ini ada titipan sangu dari nenek. Terserah adek mau dibuat apa.
    Yang penting, harus bermanfaat ya..?"
    Aku : "Hore, Hore, Dapet sangu. Makasih ya nek, ibu.
    Ibu : "Iya sayang.."

    Keesokan harinya...

    Ibu : "Dek, ikut ibu kepasar yuk..?"
    Aku : "Ayo Bu.."
    Ibu : "Uangnya mau adek belikan apa..?"
    Aku : "Apa kata nanti aja bu, Adek bingung."
    Ibu : "Owh, ya udah, adek tunguu sini ya..? Ibu mau belanja sebentar.
    Aku : "Siap Bos... hehehe.."

    Tak lama kemudian...

    Nenek Tua: "Dek, tolong nenek, nenek belum makan 2 hari ini...
    Nenek sudah enggak tahan dek..."
    Aku : "haa..? duh, gimana ya..? ya udah nek, ini ambil aja. buat beli makanan nek."
    Nenek Tua: "Makasih ya adek kecil..?"

    AKu : "Iya nek, sama-sama..."

    Setelah itu...

    Ibu : "Adek..? sudah selesai beli-belinya..?"
    Aku : "Adek enggak beli-beli bu,.."
    Ibu : "Kenapa dek...?
    Aku : "Uangnya adek berikan ke nenek itu bu. kasihan bu sudah 2 hari enggak makan. Lagian kan ibu pernah bilang kalau hidup itu harus berbagi. jadi adek kasih aja uangnya ke nenek itu.
    Ibu : "Adek, ibu kagum sama adek."
    Aku : " hehehehe... ^_^"
    Ibu : "ya udah, sebagai gantinya, ibu yang beliin adek pake uangnya ibu."
    Aku : "Bener Bu..?" ^_^
    Ibu :" Iya sayang... ^_^
    Aku : Yes, Yes... Makasih bu.. ^_^

    BalasHapus
  5. BANGKITNYA DARI KETERPURUKAN

    Pagi cerah menyambut terbitnya matahari, dering beker berbunyi, kring...kring..., waktu menunjukkan pukul 05.00. Aku terbangun. Saat ini aku masih kelas 3 SD. "Oh , iya hari ini ada ulangan harian." Kubergegas sholat dan langsung belajar. Tiba-tiba adikku memanggil " mbak...mbak... ayah belum pulang" kata arif. " memang ayah kemana?" tanyaku... Adikku hanya diam
    Lalu ku masuk dalam kamar ibu " hmm..... hmm ...hm..... " ibu manangis dengan memeluk adikku satunya lagi bernama Surya. " El, ayahmu sudah nggak kerja lagi"... Bagaimana nanti dengan sekolahmu?" kta ibu
    Tanpa terasa pukul 06.30 aku segera berangkat ke sekolah dengan hati gundah. Saat ulangan pun aku tidak konsentrasi. Aku memikirkan kata-kata ibu tadi.
    Setelah pulang sekolah, aku melihat ayah duduk di ruang tamu. Seperti biasa aku salam dengan beliau.
    Tetapi, tiba-tiba ayah masuk dalam kamar dan menyendiri.
    Aku tak tahan menahan semua ini. Aku berpikir bagaimana dengan sekolahku dan adik-adikku. Perasaanku tidak karuan. Apa lagi perasaan orang tuaku.
    " Bu, gimana kalau kita jualan es di depan rumah ?" tanyaku pada ibu. Bliau hanya diam saja. Selama 3 bulan kami begitu. Tapi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan kami. Akhirnya kumemaksa masuk ke kamar untuk menemui ayah dan berkata " Yah, kenapa ayah terus begini? Apa ayah tega membiarkan kami semua begini terus? kasihan adi-adik" ayah menjawab" Iya nak, ayah harus bangkit. Nggak boleh begini terus". Ayah merencanakan untuk membuka usaha warung kopi di jalanan,... pertama aku malu dengan teman-teman. Tetapi, karena terbiasa akhirnya rasa itu terbuang. Sudah 5 tahun ayah membuka usaha ini dan mencari kerja sampingan seperti makelar besi tua, hp, dll. Kini ayah semangat lagi. Nggak jadi pemurung. Ayah mempunyai teman-teman yang baik dan pekerja keras.. Aku merasa bangga dengan semua ini " Terima kasih ayah"
    Aku dan adik-adik pun harus menjadi kebanggaan orang tua.




    "SEKIAN"

    BalasHapus
  6. Kemanakah melangkah ketika tersesat ???......

    Matahari terasa semakin panas, jarum jam menunjuk ke angka 12.00, (huuft… ini membuatku gerah, aku ingin mengguyur air di sekujur tubuhku). Aku bergegas mandi, dengan iringan lagu yang ku nyanyikan membuat pikiranku menjadi lebih segar dan sejuk.

    Tak lama.. aku mendengar ada suara aneh.. aku penasaran dan segera berpakaian untuk mencarinya keluar. Aku berjalan mengikuti sumber suara itu. Sumbernya dari kamar (apakah itu ibu?) aku mempercepat langkahku, dan ternyata itu memang ibuku, ia mengemas beberapa pakaiannya ke dalam tas besar..

    Saya :”Kenapa Bu’?”

    Ibu :”Cepat berkemas, kita akan ke Rumah Sakit”

    Saya :”Ke Rumah Sakit? Siapa yang sakit Bu’? Kok Ibu’ sampai menangis begitu?

    Ibu :”Ayah kecelakaan……” (sahutnya dengan suara gemetar)

    Saya :” …………... “

    Aku hanya tercengang mendengar pernyataan ibuku…., perlahan aku barjalan dan berdiri di depan cermin, aku memandangi diriku didalamnya dengan seksama. Aku merasa ada yang mengganjal pada diriku… Deghh..!! (aku tidak menangis! mengapa aku tidak menangis?! Apa ini artinya aku tidak sayang pada ayahku sendiri?!!) benakku terasa penat, kepalaku penuh dengan pertanyaan-pertanyaan mengapa aku tidak mengkhawatirkan ayahku?..

    Aku berusaha untuk meredam semua itu. Aku berusaha untuk tenang.. dan aku mulai sadar, bahwa ayahku adalah orang yang kuat (pasti ayah tidak apa-apa, paling-paling hanya luka kecil, makanya aku tidak mencemaskannya.)

    Langit mulai sore, dan akhirnya aku telah tiba di Rumah Sakit. “Mana Ayah?” sahutku, “Ada di dalam dik” jawab seorang lelaki sebaya ayahku. Ia menggiringku ke dalam ruang UGD, dan dibukanya pintu kaca itu untukku. Aku memasuki ruangan itu, ku pandangi seisi ruangan itu dan mataku langsung tertuju pada seorang pasien dengan kaki terbalut perban yang masih berbercak darah.. aku berlari kearahnya hingga aku benar-benar dapat melihat jelas wajahnya… dan memang sulit kupungkiri bahwa ternyata ia memang adalah ayahku..

    Ia menatapku dengan raut lelah karna menahan sakitnya..dengan perasaan tersiksa karna terikat oleh kabel-kabel pendeteksi detak jantung juga selang oksigen yang membantunya bernafas.. matanya berlinang air mata karena melihatku menangis.., aku tak sanggup melihatnya tersiksa.,aku berlari keluar dan meluapkan semua perasaanku dengan air mata yang tiada henti di pelukan ibuku..

    Dokter bilang ayah mengalami patah tulang parah di kaki kanannya, dan harus sesegera mungkin menjalani operasi. Malam itu juga ayahku mulai di operasi, sanak saudara terdekat pun mulai berdatangan untuk menjenguk dan berjaga malam di Rumah Sakit. Satu, dua, tiga, lima jam akhirnya berlalu dan opersi pun selesai dan berjalan lancar.

    to be continued...

    BalasHapus
  7. the continued...
    Tiga Minggu lebih ayahku menjalani opname dan ayahku diperbolehkan pulang dengan syarat harus melakukan cek-up setiap 1 bulan sekali. Rasanya semua nampak berbeda, ayah yang biasanya sering keluar , kini harus always stay at home, yang biasanya hoby tennis setiap minggu, sekarang malah Cuma bisa jadi penonton dari tv., bahkan untuk mengingat dulu seperti apa cara ayah berjalan saja aku sudah susah untuk membayangkannya.

    Sudah beberapa bulan berjalan, kini ayahku mulai beraktivitas normal, yahh.., walaupun berjalannya masih harus dibantu dengan 2 tongkat..

    Ayah :”ayah berangkat kerja dulu ya. Assalamualaikum.”

    Ibu :”waalaikumsalam, P. Slamet saya titip bapak ya.” Kata ibuku pada salah seorang karyawan ayah yang menggonceng ayahku di motornya.

    P. Slamet :”siap bu’, saya akan hati-hati.”

    Saya :”arik juga mau berangkat sekolah bu’, assalualaikum” ucapku dengan mencium tangannya.

    Kriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiing……………………….!!!! Suara bel sekolahku berbunyi. “waktunya pulaaaaaaaang…!” sahutku gembira. Beerrlggh.. (aduh…perutku keroncongan., aku ingin cepat-cepat pulang). Aku berlari sekencang mungkin agar cepat tiba dirumah

    Saya :”hosh… hosh… hosh… assalamualaikum!!”

    Ibu :”waalikumsalam. Kok sampai ngos-ngosan begitu?? Kenapa diik?”

    Saya :”hehe.. arik lapar bu’.”

    Ibu :”ooh.., ya sudah makan sana, itu ibu barusan selesai masak”

    Brumm….brumm…!! (seperti suara motor ayah, tumben pulang lebih awal) Ibuku menengok keluar untuk memastikan.

    Ibu :”Ya ALLAH…………..!!

    Saya :”ada apa bu’?”

    Ibu :”samean iki maas.., gorong waras tenan kok wes nyetir motor dewe!! Gak usah keburu-buru opo’o seh? Seng sabar samean iku!” sahut ibuku dengan nada kesal.

    to be continued...

    BalasHapus
  8. the continued...

    P. Slamet :”iya bu’, sebenarnya tadi saya ndak mau di gonceng bapak, saya takut. Tapi bapak maksa jadi saya nurut saja”

    Ayah :”ya masa’ ayah terus-tersan begini.., siapa yang mau selalu bergantung pada orang lain, orang juga kan gak akan selamanya mau direpotkan..”

    Ibu :”iya, ibu’ ngerti tapi kan ayah belum pulih betul..”

    Ayah :”iya ayah tau, tapi kalau tidak ada kemauan untuk berubah, ya kapan ayah bisa sembuh?, tadi pagi di kantor ayah baca Koran, ada seorang bapak yang kaki kanannya diamputasi, tapi dia bisa mengendarai motor bahkan ia menggonceng istri dan ketiga anaknya.. masa’ ayah yang berkaki lengkap tidak bisa seperti itu, harusnya kan ayah bisa lebih dari itu.”

    Aku begitu terkejut mendengarnya, tak ku sangka ternyata setelah keterpurukannya, ayah memiliki semangat juang yang begitu besar untuk bangkit dari keterbatasannya.

    Aku mulai mengerti akan 2 hal. Pertama , aku sadar bahwa datangnya suatu masalah ataupun yang biasa kita sebut dengan musibah bukanlah sesuatu yang bisa kita simpulkan bahwa Tuhan sedang membenci kita dan adalah salah jika kita beranggapan bahwa dunia ini mulai tidak adil terhadap diri kita.

    Tetapi sesungguhnya apa yang menimpa diri kita itu adalah karena Tuhan ingin menguji kita bagaimana cara kita menghadapi masalah tersebut sehingga akan naiklah derajat kita damata-Nya bagi orang-orang yang dapat menghadapinya dengan cara yang benar.

    Kedua, aku juga mulai sadar bahwa suatu keberhasilan bukanlah hal yang mudah untuk diwujudkan. Tetapi sesuatu yang terasa sulit dan teramat berat sekalipun juga akan mudah untuk kita lewati apabila, kita dapat mengatasinya bukan hanya dengan keinginan yang besar tetapi juga melakoninya dengan kemauan untuk benar-benar mau berubah tentunya dengan doa dan faktor pendukung lainnya.

    Dan satu hal yang patut tuk ku teladani.., bahwa kita tidak bisa lari dari masalah, tadak boleh lemah ketika halangan menggoyahkan kita, harus tetap berdiri tegap di jalur yang lurus walaupun kita tersandung batu beberapa kali, tapi kita harus terus bangkit agar kita sampai ke garis finish.

    Karena Tuhan tidak asal menghidupkan kita, kita hidup karena kita yang menyanggupi, maka yakinilah, kau pasti mampu tuk menjalani semua… ^^

    BalasHapus
  9. APAKAH AKU ANAK PUNGUT...........?

    Pukul 05.00, ku bangun dari tidurku. Aku melepaskan lelap tidur malamku. Ku buka pintu kamar, hawa embun pagi seolah menusuk badanku. Brbrbrbr..... Tepat jam menunjukkan pukul 05.25, aku bergegas ke kamar mandi. Air dingin pun membasahi sekujur tubuhku. Lalu tubuhku terbalut oleh busa lembut sabun. Tak disengaja busa sabun tersebut menyentuh mataku. Awww, perih. Mataku kena busa.”kata aku”. Air.. Air.. Bu, aku minta air.”Teriak aku”. Lalu tanganku meraba-raba ssekitar kamar mandi. Kran.. Kran.. Dimana kamu ? where are you? ”kata aku dalam hati sambil meraba-raba sekitar”.
    Setelah ku bilas dengan air. Akhirnya sudah rada membaik. Akan tetapi, kenapa tadi aku teriak-teriak tidak ada yang mendengarkanku sama sekali ya?. Itu tanda tanya besar bagiku. Kemana orang-orang rumah ?. Ahh, sudahlah. Tak usah dipikirkan terlalu berlebihan. Lalu aku kembali ke kamar. Back to bedroom. Hehehe... mau ganti baju seragam. Sambil berkaca-kaca, seragam sudah rapi [ tidak terlalu perfect lah], buku sudah disiapin mulai tadi malem. Ya sudahlah, semuanya dah siap.” dalam hatiku”.
    Krkrkrkr,,,” suara drumband versi perutku”. Saatnya makan!!! Lalu ku berjalan menuju dapur. Setelah ku lihat, hhhaaHHH, dimana makanannya ya??” tanya aku”. Tumben pagi-pagi gini gak ada makanan di meja. Pada aneh semua orang rumah ini. Knapa ya ?” tanyaku dalam hati”. Ya sudahlah, lebih baik aku langsung berangkat sekolah aja. Trus aku pamit berangkat sekolah. Bu, aku mau berangkat sekolah dulu ya! Assalamualaikum .” Sapa aku”. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh ”jawab ibuku dengan muka acuh tak acuh”.
    Saat aku melihat wajah ibuku. Knpah dia seperti acuh tak acuh. Aneh, tadi wktu aku teriak-teriak di kamar mandi, tidak ada seorangpun yang menghiraukan aku. Lalu yang kedua, sarapan pagi ini tidak disiapkan, dan yang terakhir wajah ibuku seolah acuh tak acuh padaku. Apa yang sebenarnya tejadi?...Apa aku punya salah...APA SALAHKU? Kayak lagunya D’MASIV aja.. hehehe
    Sesampai di sekolah, tanpa berbincang-bincang dengan teman-teman. Aku lansung menuju kelas. Haduuhh, boring nih!Mending update status di Facebook. ”dalam hatiku dengan sebal”. Menunggu loading. Tiba-tiba ada 78 pemberitahuan hari ini. Wadaww, banyak amat. Emang ada apaan sih? Masa mereka-mereka ngelike dan memgomentari statusku sih. Perasaan statusku yang kemrin biasa-biasa aja deh”pikir aku”. Ketika aku buka, ternyata pemberitahuan tersebut memberitahukan aku bahwa teman-teman fbku menulis wall fbku.
    Ternyata mereka semua ngucapin selamat Ulang Tahun padaku. Haduh-haduh jadi terharu saya ” senyum aku sambil keGRan”. Hehehe... Sekarang aku Ulang Tahun ta, baru tahu saya. Saat istirahat, para teman-temanku juga mengucapkan selamat ulang tahun padaku. Iya...Sama-sama rekk”jawab aku”. Emang sih, sekarang aku lagi ulang tahun, so pasti seneng dong. Tapi, kenapa sih disaat aku Ulang Tahun orang tuaku tidak mengucapkan kepadaku. Apa mereka lupa? ”sedih aku”.
    Kenapa tanggal ulang tahunku mereka tidak ingat sama sekali. Hmhmhm, aku menduga. Jangan-jangan aku ini bukan anak kandung ibuku sendiri. Trus aku anak siapa?hhhhuuaaaa ”tangis aku”. Iya bener paling. Paling aku bukan anak kandung mereka. Buktinya tanggal aku lahr, mereka tidak ingat. Kan ibuku yang melahirkan aku, tapi kenapa disaat dia melahirkan aku, tanggalnya gak ingat. Tidak salah lagi dugaanku ” fikirku lebih dalam dengan wajah sinis”.

    BalasHapus
  10. LANJUTAN....

    Saat pelajaran terakhir, aku masih memikirkan situasi rumah hari ini. Teeett....teett.....teeettt.... ” bunyi bel pulang dikumandangkan”. Haduh” kagetku mendengarnya sambil melamun”. Sepulang sekolah aku langsung pulang ke rumah. Dengan jalan kaki, ku sambil memikirkan lagi. Apa aku ini anak pungut ? apa aku ini bukan anak kandung ibuku sendiri? Trus aku anak siapa? Kenapa aku bisa tinggal di rumah itu?. Kata-kata itupun seolah-olah menari di atas dan mengisi ruang-ruang otakku. Tambah puyeng jadinya aku” ucap aku”.
    Sesampai di rumah, assalamualaikum”sapa aku”. Kenapa tidak ada yang menjawab. Kalo gak jawab salam, dosa lho “ sahutku”. Hehehe,,, ternyata di rumah sedang tidak ada orang, pantesan aja tidak ada yang menjawab salamku. Dasar oon kamu itu rul”hina aku”. Daripada aku memikirkan sendiri malah tambah puyeng. Lebih baik aku curhat sama sahabatku saja. Fatimah, nama sahabatku. Dia sahabatku yang baik, asyik tapi rada nyebelin soalnya kalo di ajak ngmong A jawabnya bisa sampe Z.
    Lalu aku mengambil handphoneku, aku mengirimkan SMS ke dia. Fat, kenapa ya orang dirumah pada aneh semua mulai dari tadi pagi? “tanya aku”. Hmm, orang tuamu tengkar tha rul? Lerai’in aja mereka. Rebes kan !”balas fatimah”. Bukan itu, mereka kelakuannya aneh sama aku”balas aku”. O...ya gak tau aku rul. Aku kan bukan mama laurent”balas fatimah”. Ahh, emboh wes. Aku gak kape curhat maneh nang koen”sebel aku”. Waw. Nurul jawaan rekk, log ngomong”balas Fatimah”. Emboh! Megeli”sesal aku dengan hati marah membalasnya”. Zzzzz ”balas Fatimah”. Huh bukannya nambah selesai masalahku. Malah tambah runyam dengan Fatimah.
    Siang hari telah berlalu, sore pun juga telah berlalu, sampai-sampai awan yang tadi berwarna putih kalem sekarang telah berganti kostum menjadi hitam. Malam hari pun telah tiba. Keadaan rumah tetap. Tidak ada perubahan 100%. Tidak nafsu makan, mandi aja enggak [males] -_-”. Tiba-tiba, tokk..tokk..tok..”suara pintu kamarku diketuk”. Saat ku buka, ternyata ayah, ibu dan adikku mengucapkan ” SELAMAT ULANG TAHUN”. waHHhhh, aku kaget, senang, gak nyangka”kaget aku”. Terima kasih ”jawabku dengan senyuman”. Maafkan ibu, yang tadi pagi sudah tidak menghiraukanmu. Ibu itu bo’ongan. Itu sebagai surprise kamu di hari ultahmu” kata ibu”. Oooo... iah. Gak papa kok bu”sahutku dengan hati rada sebal”.
    Ya allah, terima kasih engkau telah memberikan aku umur yang cukup besar. Mudah-mudahan aku panjang umur. Dan ya allah, maafkan diriku ini yang telah menduga ibiku sendiri yang tidak-tidak. Ternyata ibuku yang selama ini aku sayang, adalah orang tua kandungku. Jadi, aku bukan anak pungut. Sekali lagi maafkan aku yang sudah berfikiran yang tidak-tidak.
    Akhirnya, aku dengan keluarga di rumah mulai membaik. Dan keadaan rumah gak adem ayem lagi. Dengan kisah ini aku dapat mengambil hikmah, kalau aku ini jangan terlalu berburuk sangka terhadap orang lain apalagi ibuku sendiri...

    The EnD..

    BalasHapus
  11. PERJALANAN YANG MENCENGKRAM

    “Pagi yang cerah, dinginnya pagi menusuk tulang. Gak kerasa ntar lagi aku uda ninggalin kota yang mencengkram ini.”Begitulah yang dirasakan gadis kecil mungil kelas 2 SD ini, Veronicha Aswita. Dia tinggal dan besar di kota besar, Kota Medan. Dan sebentar lagi dia akan libur puasa. Tentu aja dia kelihatan senang. Sebentar lagi dia akan pulang ke kampung halaman nya menemui nenek tercintanya, di Jember dan di Banyuwangi Jawa Timur. Apalagi dia libur selama 41 hari. Wah, puasnya!!!
    “Cha, besok kita uda brangkat, ayo beresin barang-barang yang mau dibawa” kata mama memecah lamunan Icha, itulah panggilan keseharian gadis mungil ini.
    “Ya mam”jawab Icha singkat.
    Gak kerasa hari uda siang, papa Icha pulang dengan 4 tiket kapal laut. Untuk beliau, Istri beliau. Icha, dan adiknya yang masih bayi.
    “Kita naik kapal laut?”tanya Icha dengan raut muka yang aneh.
    “Skali-skali kan gak papa, untuk nambah pengalaman lah”kata papa nya dengan santai.
    “Ku harap kita akn menikmati perjalanan ini, Icha jangan nakal-nakal nanti ya, nurut kalo dibilang orang tua, jangan maunya sendiri.”
    “Ya mam”kata Icha singkat sambil menganggukan kepala.

    Keesokan harinya, tibalah waktunya mereka berangkat. “sebelum berangkat, kita berdo’a dulu, ya. Semoga kita diberi keselamatan dan kelancaran dalam perjalanan nanti” kata papa Icha memberitahu. Setelah mereka berdo’a, dengan diantar taksi ke pelabuhan, sampailah mereka dalam waktu yang singkat. Sesampainya didalam kapal, sebelum Icha masuk kekamarnya, dia bertemu gadis kecil cantik berambut panjang seusianya.
    “Hay”sapanya.
    “Hay juga” balasku.
    “Kenalan dong” dengan wajah polos dan sambil mengulurkan tangannya yang mulus itu dia mengajak Icha kenalan.
    “Boleh” jawab Icha sambil membalas uluran tangan gadis itu tadi.

    BalasHapus
  12. lanjutan
    “Namaku Tantri, Isabel Christantri”
    “Wow, nama yang bagus, namaku Veronicha Aswita. Panggil saja aku Icha”
    “Nama mu imut, sama macam orangnya. Turun dimana nih?”
    “Di Jatim, kamu?”
    “Jauh kali, aku cuma diLampung. Ketempat siapa kamu?”
    “Kerumah nenek ku lah”
    “Good, jauh amat, kalau gitu, maen dulu yuk”
    “Boleh, ntar ya, aku izin dulu”
    “Gak usah, lagian kita Cuma main disekitar sini aja kok, Cuma sebentar”
    “Ntar ortu ku nyarikin aku gimana ?”
    “Ortu mu pasti tau kok kalo kamu maen-maen sambil nyarik angin.
    “Kalo aku dimarahin ghimana?”
    “Duh, kamu tu cerewet amat sih!!gak akan kenak marah!!”bentak Tantri sambil narik tangan Icha.
    Setelah beberapa jam mereka main bareng, Icha ngerasa capek dan pulang.Sesampainya dikamar kapal, dia melihat orang tuanya tampak cemas.b ketika mereka lihat Icha uda pulang, Icha langsung dimarahin sama orang tuanya. Icha nyesal dan janji gak akan ngulangin itu lagi.
    Keesokan harinya, Tantri ngajak Icha main lagi, Icha langsung menolak, tapi kali ini Tantri menghasutnya dengan mengajaknya kemesin kapal. Spontan Icha langsung senang dan dia memberanikan diri izin dengan orang tuanya.
    “Pa, Icha maen sama Tantri ya?”
    “Kemana?”
    “Cuma disekitar sini aja kok” kata Icha bohong.
    “Jangan, kan uda papa bilang dikapal laut banyak penculikan, kamu mau diculik?”
    “Cuma sebentar kok Pa”
    “Terserah Icha sana!!!”
    Icha gak mempedulikan bentakan papanya itu, dia langsung lari dan menemui temannya itu. Mereka sama-sama menaiki tangga yang cukup sepi. Setibanya dipertengahan tangga, ada sekelompok cowok yang menyeramkan.
    “Heh, mau kemana kalian!!! Kuculik kau!!! Kuculik kau!!! Jangan lari kalian!!”
    Spontan aja Icha kaget. Dia langsung lari ninggalin Tantri yang Cuma bisa bengong dengan wajah longornya. Tapi cowok itu tetep ngejer Icha. Gadis itu glagapan dan gak tau arah. Tapi untung aja dia bisa pulang dengan slamat. Dipeluknya mamanya erat-erat.
    “Mam, maafin Icha ya, Icha nakal, Icha gak dengerin apa kata papa. Icha hampir diculik mam.”Icha bicara sambil terisak-isak.
    “Mangkanya, dengerin apa kata papa. Jangan maunya sendiri. Untung aja kamu gak diculik”Kata mama nya sambilm mengelus lembut rambut anaknya itu.
    Malamnya, ada pengumuman dari ruang Informasi, ternyata temannya HILANGG!!! Icha hanya bisa nangis, dan gal lama kemudian, dia tertidur.
    Pagi-pagi Icha uda dibangunin papanya, dia mandi dan sarapan.”Jalan-jalan yuk keluar” ajak papanya dengan lembut.”Ayuk” jawab Icha dengan senang. Diluar, Icha duduk-duduk dipinggir pagar kapal. Menjelang siang, mereka makin menikmati pemandangan laut biru itu.”Lautnya cantik, sayang sekali kalau nanti kotor”kata papanya dengan raut muka serius. “Iya, semoga aja nanti Icha besar, lautnya tetap indah seperti ini. Oh ya,udah jam berapa pa”tanya Icha. “Jam 12.05” kata papa singkat. Icha gak percaya, dia lirik jam tangan papanya sambil memutarkan badannya. “Jangan menggeliat gitu badannya, ntar jatuh, pagarnya ini licin lo”ingat papanya. “Gak akan pa, Icha kan pegangan sama papa…..”
    “GEDEBRUKKKKK. . . KK”
    Icha jatuh terlempar, hampir saja dia nyemplung ke laut. Tapi untung ada yang menariknya dari belakang. Icha menoleh dan bermaksud mau berterimakasih. Tapi yang dia lihat hanyalah papanya yang berada di balik pagar dengan wajah cemas dan awak nkapal dikejauhan sedang ngangkatin tali. Jadi siapa yang nolong dia?
    “Pa, tadi siapa yang narik Icha?” tanya Icha hati – hati sambil mencoba memanjat pagar.
    “Narik kamu? Mana ada yang sempat narik kamu” jawab papanya keheranan sambil nolong Icha naik.
    “Tadi Icha ngerasa ada yang nolong Icha” Icha mulai nangis.
    “Allah Maha Besar, Nak. Dia masih mengijinkan Icha hidup. Dia gak pengen Icha cepat-cepat pergi ninggalin dunia. Mangkanya, ucapkanlah Alhamdulillah”

    BalasHapus
  13. lanjutan
    “Alhamdulillah. Terimakasih ya Allah, Engkau telah menolong hambamu ini” kata Icha m,asih tetap nangis.
    “Mangkanya, kalo papa ngomong itu didengerin, kualat kan?”kata papanya mencoba ngibur Icha.
    “Iya pa, maaf pa, Icha selalu ngebangkang”
    “Ya uda, pulang yuk kekamar, kita makan siang dulu”
    “Ya, pa”
    Sejak peristiwa itu, Icha jadi anak yang penurut, dan dia jadi sedikit taku dengan laut, tapi mamanya tetap berusaha agar anaknya jangan trauma dengan suatu hal. Saat mereka tiba dipelabuhan Lampung, Icha melihat Tantri nangis terisak-isak dengan pakaian yang kusut.
    “untung saja kamu selamat, Nak. Itulah akibatnya kalau nglawan orang tua”kata mamanya sambil nunjuk kearah Tantri.
    “Ya mam, ternyata Tantri itu anak yang nakal, Icha salah berteman”
    “Gak papa, anggap aja ini sebagai plajaran buat kamu” kata mamanya sambil mengelus kepala anaknya dan mencium keningnya.
    “Icha sayang mama dan papa, dan adik” kata Icha sambil ketawa.

    BalasHapus
  14. Berkah Doa Sang Walidun

    Merawat, membimbing, serta mendidik adalah bukti cinta orang tua terhadapku. Ayah adalah seorang pekerja keras yang telah menunaikan kewajibannya dengan baik pada keluarganya. Orang-orang mengenal Ayah sebagai orang yang dermawan dan suka membantu teman ataupun tetangga sekitar yang membutuhkannnya. Dari sifat kedermawanannya ia lebih mementingkan orang lain daripada diri dan keluarganya. . tak selamanya ia begitu, karena bagaimanapun juga ia sadar akan kepentingan serta kewajibannya terhadap keluarga. Hingga suatu ketika..
    "Ha..ha..ha..disini kau rupanya, kesini kau manis..! ayo cepatlah kemari"
    "Hah.. mengapa ayah bisa menemukanku padahal aku telah bersembunyi di sudut terpencil dalam rumah ini.." tegasku sambil mengkerutkan dahi.
    "Bagaimana ayah tak menemukanmu nak, selama ayah menemanimu bermain di sudut inilah kau selalu bersembunyi"ujarnya dengan mengelus kepalaku"
    "Lain kali ayah tak boleh menemukanku"
    "Ha..ha.. baiklah kemanapun kau bersembunyi ayah pasti kan menemukanmu"sambungnya
    Hanya sepintas permainan itulah yang masih lekat di benakku bersama ayah. sungguh lugu sekali diriku.
    Suatu malam ketika aku tlah tumbuh remaja. Aku dan ibuku turun dari musholla usai shalat berjama'ah.
    Ibu adalah seorang yang rajin membaca Al-Quran dan tiada putus shalat malam. Di awal malam ia menjelma menjadi bidadari ayu bagiku. Di akhir malam ia menjelma bagai "Rabiyah Adawiyah" yang selalu larut dalam munajatnya pada Tuhan. Pada waktu siang beliau adalah ibu yang penuh pengabdian lahir batin. Ia memang wanita yang berkarakter.
    "Assalamu'alaikum!"
    "Wa'alaikumsalam" ayah spontan menjawab
    Seperti biasa ayah selalu mengecup keningku.
    "Ayah, ibu mohon do'a mudah-mudahan ucik sukses di ujian kenaikan kelas Senin lusa !"
    "Tanpa kau pinta pun ibu dan ayah selalu senantiasa mendo'akanmu dengan asas demi kebaikan dan kesuksesan masa depanmu nak!
    aku tersenyum mendengarnya
    "Tapi ingatlah, semua keberhasilan harus dibeli dengan air mata, perjuangan diiringi do'a, jadi selain kerja kerasmu lakukanlah seraya kau berdo'a dan bermunajat kepada-Nya"sambungnya
    "Iya, ucik mengerti itu, maka dari itu ucik minta bimbingan nan do'anya. Aku akan berusaha untuk jadi yang terbaik dari yang terbaik. Semua itu aku lakukan hanya untuk membahagiakan ayah ibu dan meraih cita-cita"ujarku
    Hari berikutnya, usai belajar dan berdo'a. Terdengar suara sayup-sayup dari arah musholla belakang.
    "Asyhadu an laa ilaaha illallah, wa asyahadu annaka rasuulullah. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah" itulah do'a ibu yang terdengar sayup-sayup olehku. Ibu lalu mengangkat kedua tangannya dan..
    "Ilahi, tuntunlah langkah putriku tuk meraih ilmumu yang Enakau Ridhai"
    "Ilahi, kasihanilah hamba-Mu ini. Berikanlah ia kemudahan dan bimbinglah ia selalu"
    "Ilahi, dengan segala kemurahan-Mu, aku mohon keridhaan-Mu untuk segala kebaikan putra-putriku di dunia dan di akhirat"
    "Ilahi, hamba mohon Cinta, Kasih dan Firdaus-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Tahu dan Mha Mengasihi, Amiin.."
    aku pun ikut mengamininya secara tak langsung dan terucap.Aku terharu mendengar do'a indahnya..

    to be continued...

    BalasHapus
  15. the continued..

    "Selamat tidur anakku, mulailah jadi yang terbaik besok" seiring keteduhan matanya yang tenang dihadapanku
    "Insyaallah ibu" sahutku
    Bumi terus berputar, Matahari terbit di timur
    Hari berganti hari, menit berganti menit, dan detik berganti detik. Seminggu telah usai ujianku.
    Selama itu pula aku selalu berangkat dengan di'iringi do'a oleh ayah ibuku. Dan finally, atas Rahmat dan Ridha-Nya, aku naik dengan nilai tertinggi pertama dan kedu di 2 kelas hunianku
    "Tuhan sungguh Maha Besar, hanya Dia lah yang mengetahui apa yang akan terjadi pada diriku"
    "Semua ini berkah dari-Nya dan dahsyatnya do'a ayah ibu tercintaku"
    "Subhanallah.. Kau hebat nak..!!"diiringi dengan senyuman penuh kebanggaan. Aku bergetar nan bahagia menyaksdikan dan mendengarnya.
    Bahagianya adalah bahagiaku, begitupun nestapanya adalah nestapaku.
    Aku bersyukur melihat mereka tersenyum bangga karenaku hingga tak terasa air mata ku teteskan.
    "Alhamdulillah segala puji bagi Allah karna tlah menyempurnakan niatku kali ini" dan itu artinya sebagian dari mimpi suciku telah kutunaikan terhadap orang sang walidayya (orang tuaku).
    "Ayah, ibuu aku mencintaimu"

    "dari kisah ini ambillah mutiaranya dan buanglah lumpur di dalamnya. saya harap kisah ini bisa melunakkan hati-hati yang keras terhadap berkah kedua orang tua, dan dapat terlukiskan cinta serta menghadirkan bahagia pada segenap hati para pembaca"

    Wassalam.

    BalasHapus
  16. SEMUA SEMAU GUE

    SIT,,SIT,,TANGI WES ISUK translate to bahasa yang benar ("SIT,, SIT,,BANGUN SUDAH PAGI") telingaku panas mendengar omelan ibuku seperti suara suporter bola yang mau carok (bertengkar) dengan para suporter lain yang berkali-kali di lontarkan oleh ibuku. yah,,, seperti biasanya hari ini aku bangun telat lagi karena tadi malam ada acara seru yang kutonton sampai-sampai aku tidur kelewat malam, "hmmmm....iyo sek ta ma aku kesel mari ndelok tipi tadi malam" translate to bahasa yang benar ("hmm,,,,, ya tunggu ma aku masih capek tadi malam habis nonton TV tadi malam"),"GAK TANGI WES ISUK IKI AWAS KOEN LEK TELAT BUDHAL SEKOLAH MANEH" translate to bahasa yang benar ("GAK BANGUN AWAS KAMU KALAU TERLAMBAT BERABGKAT SEKOLAH LAGI") dan benar seperti hari-hari sebelumnya aku telat lagi hari ini tapi untung saja hari ini bukan hari senin wah,kalau ini hari seni aku bakal kena hukuman lagi di sekolah

    itulah kejadian yang masih sempat kuingat ketika aku masih duduk di bangku SD kira-kira waktu itu aku masih kelas lima SD huuft,,,,,aku selalu kena hukuman karena telat berangkat ke sekolah,selain itu aku juga sering sekali dimarahi ibuku karena sering main sampai kelewat waktu kadang aku pulang sampai jam 10 malam dan alasanku adalah kerumah teman untuk mengerjakan tugas kelompok,tapi sebenarnya aku main ke tempat playstation bersama dengan teman-teman ku yang lainnya

    BalasHapus
  17. masih terus kuingat kejadian itu waktu itu aku belum pindah ke jember saat itu aku,ibuku,dan kakak-kakakku tinggal di sidoarjo,yah salah satu alasan kenapa aku sekaran berada di jember karena di sinilah tempat ayahku bekerja karena ibuku capek mengurusiku akhirnya aku di pindahkan ke jember agar bisa di didik oleh ayahku tapi tetap saja disini aku juga belum bisa berubah 100% aku belum bisa meninggalkan kebiasaan tidur yang sampai larut malam itu meskipun aku mencoba untuk tidur lebih awal tetap tidak bisa aku tetap bangun telat dan sampai-sampai aku juga mencoba untuk menyalakan alarm tetap tidak bisa bangun karena pada saat tidur aku sama sekali tidak bisa mendengar suara-suara keras apapun kecuali suara merdu seriosa ibuku yang menyerupai suara suporter bonex mania (maaf ibu bukan maksud mencela tapi ini cuman perumpamaan)

    dan teringat pula kejadian yang paling membuatku sadar kalau aku masih membutuhkan kedua orang tuaku,yaitu kejadian sabtu sore saat aku ketahuan pergi menghambur-hamburkan uang ke playstasion aku diseret pulang oleh ibuku aku dimarahi " koen iki di wenehi duit tapi kok di hambur-hamburno sembarangan awas koen mene-mene gak tak wenehi sangu maneh koen" translate to bahasa yang benar ("kamu ini di kasih uang tapi kok di hambur-hamburkan sembarangan,awas kamu besok tidak akan tak kasih uang saku lagi") tadi habis-habisan dirumah aku dipukuli huh,,,,,waktu itu ibuku serasa seperti beruang kutub yang mau menerkam kupu-kupu kecil sepertiku (maaf ibu bukan maksudku mengejek beruang kutub tapi ini hanya perumpamaan belaka) setelah dimarahi aku masuk ke dalam kamar hiks, di dalam kamar aku menangis dan mengumapt dalam hati "shit,,shit,,shit" (maaf cuma contoh tapi jangan ditiru untuk mengumpat orang tua),waktu itu kuingat benar suasana hatiku sangat marah, yang membuat ku marah saat itu aku hampir mencapai babak akhir permainan game ihh,,,, tapi karena waktu di jalan ketamu kakakku akhirnya dia mengadu ke ibuku dan membuat ibuku marah dan menyerupai beruang kutub ihhhhh,,,,, syerem (translate to bahasa yang benar serem,,,,,)

    BalasHapus
  18. di luar terdengar suara ibuku memangil-mangil menyuruhku untuk makan sit,,sit,,bangun makan, ayo makan sit kalo gak makan nanti beneran gak tak kasih uang sakumu lho,mama minta maaf ya,ayo nak makan" tapi sama sekali aku tidak merespon apa-apa sampai -sampai ibuku akhirnya meminta maaf kepadaku karena telah memarahiku (kalau sekarang kupikir-pikir kenapa harus ibuku yang meminta maaf padahal yang salah kan aku,hiks maafkan anakmu yang ini ibu) tapi aku tidak menjawab apa-apa aku pura-pura ketiduran didalam kamar, tidak lama kemudian ibuku datang lagi memintaku keluar kamar sit,,sit,,ayo bangun makan dulu nanti kamu sakit lho! sit,,kalo kamu gak bangun-bangun besok gak tak ajak pergi ke rumahnya mbah lho besok di sana ada nikahannya mbak dhiana,katanya kamu mau ke sana?" tapi aku tetap tidak mempedulikan perkataan menurutku itu hanya rayuan belaka supaya aku bisa keluar kamar dan pergi makan,namun terlanjur sekarang ini batiku berkata hidupku adalah kehendak ku sendiri, aku bisa mengatur diriku sendiri tanpa harus diperhatikan oleh ibuku..................

    Keesikan harinya sekitar pukul tujuh dari luar terdengar suara ibuku memanggil menyuruhku bangun "SIT,,,SIT,,SIT,,BANGUN,NAK! IKUT GAK KE RUMAH MBAH"tapi aku tidak memoedulikannya,lalu sekali lagi ibuku memanggil SIT,,,SIT,,BANGUN,NAK!AYO!,lalu akhirnya kujawab "gak,males gak melok aku tak nang omah dhewe,enak nang omah gak onok sing ganggu",translate to bahasa yang benar ('tidak,malas tidak ikut aku dirumah saja,enak tidak ada yang menggangu") lho nak,tapi kamu berani tha sendirian dirumah?" jawab ibuku, "ya aku berani",lalu akhirnya ibuku menyerah mungkin saat itu ia sangat mengerti apa yang aku rasakan ,tak lama ia berkata lagi "nak,ga apa-apa ya kamu bersihkan rumahnya soalnya mama gak sempet tadi mama juga gak sempet cuci piring,kalo kamu mau makan buat sendiri saja tadi mama juga gak sempet masak,trus mama gak ninggalin kamu uang soalnya mama takut kamu main ke playstation di luar terus kamu gak jaga rumah",lalu sejenak ia terdiam,tak lama kemudian ia melanjutkan perkataannya "nak gak apa-apa ya kamu tak tinggal dirumah sendirian" ,"ya gak apa",jawabku, "ya sudah hati-hati ya dirumah jaga rumah baik-baik jangan kemana-mana,mungkin mama sampai besok baru pulang,assalamualaikum", "waalaikumsalam"

    BalasHapus
  19. Cerah Hilang...Motivasi Datang....
    Pagi ini, hampir satu jam Aku berada di depan jendela ruang tamu, yang memang lumayan lebar. Menyenderkan kepala dan badanku ditembog, memang menjadi kebiasaanku setiaphari Minggu , sambil melakukan hal-halseperti membaca novel dan menggambar tokoh-tokoh komik, duduk di lantai dekat jendela ruang tamu. Tetapi, Minggu pagi ini, Aku tidak sama sekali melakukan semua hal-hal itu. Suasana hari Minggu kali ini, sangat sepi. Bahkan, matahari enggan menampakkan wajahnya sama sekali, hanya menyembunyikan diri dibalik awan Hitam. tikkkkk.takkk...tikkkk...tukkkk... Aku dengar suara langkah kaki menghampiriku yang sedang melamun menghadap keluar jendela.
    "Ndah !!? ngapain pagi-pagi sudah bengong begitu?!!" sapa ibuku yang suaranya terasa sangat lantang di telinga ini. Bagguuss..! untuk jesekian kalinya, Dia berhasil membuat mataku berkedip saat Aku melamun. Lumayan lahhh.. bikin telinga mau copot. "Mimi !..gak pernah ada puas-puasnya iya, ngagetin Ndah?." sahutku sambil menoleh kearahnya yang mencoba menghampiri dan duduk disampingku. "Heheheemmmhhh...memang sengaja mimi ngagetin Kamu. Mmmmmmhhhh...biasanya Kamu gambar-gambar atau baca buku disini, sekarang kokk nggak?" tanyanya padaku sambilmemperbaiki arah duduknya disampingku.
    "Nggak mi..Ndah lagi banyak masalah." jawabku sambil mengalikan pandanganku keluar jendela,dan berharap ibuku tidak menanyakan masalah yang sedang kufikirkan saat ini. "Memangnya masalah apa lagi sihh Ndah ??..Mimi liha, setiap harinya Kamu ceria-ceria saj, kayak gakada masalah yang sedang difikirkan sama sekali?." kutarik nafas dalam-dalam,mencoba tidak menceritakan semua masalah-masalahku padanya. karena, Aku tidak ingin membuat ibuku memikirkan tentang masalah-masalah yang sedang Aku alami saat ini. Terlalu banyak beban yang sudah kubuat untuknya,dan Aku tidak ingin menambahkannya lagi.
    "Ndah memang mencoba ceria setiap saat, tapi itu semua Ndah lakuin hanya dengan satu tujuan, yaitu lari dari masalah..?!!" jawabku dengan suara yang sengaja kukeraskan. kupalingkan pandanganku ke arah ibuku, kulihat kedua bola matanya, terasa sangat sejuk dihati, sehingga membuat semua masalah-masalah difikiranku hilang untuk sementara. Dia membalikkan badannya sembari memegang kedua pundakku untuk menegakkan badanku. "Dengar iyya Ndah.. semua masalah tidak akan terselesaikan jika Kamu laridari semua itu, masalah-masalah itu tidak akan pernah lepas dari fikiranmu, dan menjadibeban yang sangat sulit untuk Kamu selesaikan, bahkan, butuh waktu lama untuk menyelesaika itu semua, jika Kamu tidak menyelesaikan itu semua satu persatu?". "Tapi mi.. sulit buat menyelesaikan satu masalah saja...?" sahutku meyakinkannya.
    "Maka dari itu, masalah itu gak gampang buat diselesaikan, walaupun hanya satu masalah. butuh usaha keras untuk menyelesaikan satu masalah itu. Kalau Kamu terus-terusan nyia-nyia'in waktu buat lari dari masalah-masalahmu, percuma!itu semua tidak akan cepat terselesaikan. Makanya, mulaisaat ini Kamu belajar untuk usaha kuat-kuatan buat menyelesaikan masalahmu satu demi satu". "mmmmmhhh......tapi....." tiba-tiba Dia berdiri dan menghentikan pembicaraanku". "Sudahlahhh, mimi mauberes-beres buku ayahmu dikamar.. GOOD LUCK!!". Ibu bergegas pergi meninggalkanku dan pergi mengambil alat-alat bersih di dapur.
    Saat itu Aku terus mengingat kata demi kata yang ibuku ucapkan, dari situlah Aku belajar berusaha untuk menyelesaikan satu persatu masalah yang Aku hadapi, bukan malah lari dari semua masalah ini....

    BalasHapus
  20. dalam hati aku sangat senang sekali karena menurutku doaku tadi malam terkabulkan,akhirnya selama satu hari bakkan mungkin sampai besok pagi, aku tidak bisa diganggu oleh ibuku dan kakak-kakakku yang menurutku mengganggu,aku juga bisa menonton TV sampai larut malam tapi sialnya aku malah aku disuruh mengerjakan semua pekerjaan rumah yang jarang sekali bahkan tidak pernah aku kerjakan, menyapu saja aku tidak bersih,tapi gak apalah pokoknya bisa bebas sendirian dirumah...........

    tak terasa aku sudah tiga jam lebih aku membereskan rumah mulai dari bersih-bersih dan cuci piring padahal kalau ibuku mungkun gak cukup sampai dua jam udah selesai tuh semua pekerjaan rumah ternyata pengorbanan ibuku terhadap anak-anaknya besar juga ya! huft...capeknya tapi aku belum masak apa-apa sama sekali padahal perutku sangat lapar,akhirnya aku masak nasi goreng mumpung ada nasi sisa tadi malam,yah,,,inilah kisahku saat pertama kali masak nasi goreng entah kenapa rasanya manis banget,ternyata setelah kulihat aku salah masukkan ternyata yang ku masukkan gula bukan garam ihh,,sial padahal lagi laper-lapernya trus gak ditinggalin uang lagi ehmmm,,mungkin inilah akibatnya aku tidak pernah mengerti betapa berat pengorbanan ibuku selama ini yang membangunkan anaknya,bersih-bersih rumah,dan cuci piring bukan hanya ibuku ayahku juga susah payah mencari uang tapi aku hanya bisa menghambur-hamburkannya dengan urusan yang tidak perlu

    tidak terasa malam telah tiba entah kenapa ada yang beda dari rumahku,ternyata kusadari bhwa yang menempatinya hanya aku seorang ya... keadaan rumahku sangat sepi,bikin merinding lho! biasanya banyak orang ada ibuku ke-3 kakakku yang bercanda-gurau denganku,dan kami melihat TV bersama,tiba-tiba aku berpikir "hmmmm... sedang apa ya mereka sekarang? mungkin sekarang mereka semua sedang bersenang-senang dalam kehangatan keluarga, tiba-tiba hiks, air mataku jatuh membasahi pipiku "ternyata aku tidak bisa hidup tanpa kalian,kalian adalah bagian dari kehidupanku, kalian semua yang menjagaku dan tidak membuatku kesepian seperti saat ini,hiks! maafkan aku ibu,maafkan aku kakakku aku berjanji tidak akan pernah nakal dan menyia-nyiakan kalian semuanya aku juga janji tidak akan menghambur-hamburkan uang hiks!maafkan aku,,,,

    tiba-tiba kudengar pintu depan serasa ada yang mengetuk,aku agak takut siapa yang datang saat itu,lalu kuberanikan diri melangkahkan kakiku dan kubuka ternyataibuku dan kakaku yang datang aku sangat terkejut akan hal itu kukira mereka akan sampai besok ternyata malam ini mereka sudajh pulang,yang mengusulkan pulang duluan adalah ibuku ternyata ibuku kasihan padaku yamg saat itu sedang berada dirumah sendiri,saat masuk ke dalam rumah aku langsung mencium tangan ibuku dan meminta maaf atas semua perbuatan yang kulakukan"ma...maaf aku selalu buar salah sama mama aku sadar ma... aku gak pernah bantu mama beres-beres rumah,aku gak bisa masak ini semua salahku karena tidak ingin membantu mama,dan aku gak pernah memahami pengorbanan mama yang selalu baik sama kita semua ma..maaf ya.... "iya mama maafkan kok,nak" lau akupun menceritakan apa saja yang terjadi padaku saat mereka tak ada di rumah dan sesuatu yang akhirnya membuatku sadar bahwa sesukses apapun seorang anak pasti itu berkat pengorbanan orang tua juga dan seorang anak tidak ada apa-apanya jika tidak bisa menghargai orang tua mereka

    itulah sepenggal peristiwa kecil yang mampu membuatku berubah.......
    thank's mom..................

    BalasHapus
  21. Cerah Hilang...Motivasi Datang....
    Pagi ini, hampir satu jam Aku berada di depan jendela ruang tamu, yang memang lumayan lebar. Menyenderkan kepala dan badanku ditembog, memang menjadi kebiasaanku setiaphari Minggu , sambil melakukan hal-halseperti membaca novel dan menggambar tokoh-tokoh komik, duduk di lantai dekat jendela ruang tamu. Tetapi, Minggu pagi ini, Aku tidak sama sekali melakukan semua hal-hal itu. Suasana hari Minggu kali ini, sangat sepi. Bahkan, matahari enggan menampakkan wajahnya sama sekali, hanya menyembunyikan diri dibalik awan Hitam. tikkkkk.takkk...tikkkk...tukkkk... Aku dengar suara langkah kaki menghampiriku yang sedang melamun menghadap keluar jendela.
    "Ndah !!? ngapain pagi-pagi sudah bengong begitu?!!" sapa ibuku yang suaranya terasa sangat lantang di telinga ini. Bagguuss..! untuk jesekian kalinya, Dia berhasil membuat mataku berkedip saat Aku melamun. Lumayan lahhh.. bikin telinga mau copot. "Mimi !..gak pernah ada puas-puasnya iya, ngagetin Ndah?." sahutku sambil menoleh kearahnya yang mencoba menghampiri dan duduk disampingku. "Heheheemmmhhh...memang sengaja mimi ngagetin Kamu. Mmmmmmhhhh...biasanya Kamu gambar-gambar atau baca buku disini, sekarang kokk nggak?" tanyanya padaku sambilmemperbaiki arah duduknya disampingku.
    "Nggak mi..Ndah lagi banyak masalah." jawabku sambil mengalikan pandanganku keluar jendela,dan berharap ibuku tidak menanyakan masalah yang sedang kufikirkan saat ini. "Memangnya masalah apa lagi sihh Ndah ??..Mimi liha, setiap harinya Kamu ceria-ceria saj, kayak gakada masalah yang sedang difikirkan sama sekali?." kutarik nafas dalam-dalam,mencoba tidak menceritakan semua masalah-masalahku padanya. karena, Aku tidak ingin membuat ibuku memikirkan tentang masalah-masalah yang sedang Aku alami saat ini. Terlalu banyak beban yang sudah kubuat untuknya,dan Aku tidak ingin menambahkannya lagi.
    "Ndah memang mencoba ceria setiap saat, tapi itu semua Ndah lakuin hanya dengan satu tujuan, yaitu lari dari masalah..?!!" jawabku dengan suara yang sengaja kukeraskan. kupalingkan pandanganku ke arah ibuku, kulihat kedua bola matanya, terasa sangat sejuk dihati, sehingga membuat semua masalah-masalah difikiranku hilang untuk sementara. Dia membalikkan badannya sembari memegang kedua pundakku untuk menegakkan badanku. "Dengar iyya Ndah.. semua masalah tidak akan terselesaikan jika Kamu laridari semua itu, masalah-masalah itu tidak akan pernah lepas dari fikiranmu, dan menjadibeban yang sangat sulit untuk Kamu selesaikan, bahkan, butuh waktu lama untuk menyelesaika itu semua, jika Kamu tidak menyelesaikan itu semua satu persatu?". "Tapi mi.. sulit buat menyelesaikan satu masalah saja...?" sahutku meyakinkannya.
    "Maka dari itu, masalah itu gak gampang buat diselesaikan, walaupun hanya satu masalah. butuh usaha keras untuk menyelesaikan satu masalah itu. Kalau Kamu terus-terusan nyia-nyia'in waktu buat lari dari masalah-masalahmu, percuma!itu semua tidak akan cepat terselesaikan. Makanya, mulaisaat ini Kamu belajar untuk usaha kuat-kuatan buat menyelesaikan masalahmu satu demi satu". "mmmmmhhh......tapi....." tiba-tiba Dia berdiri dan menghentikan pembicaraanku". "Sudahlahhh, mimi mauberes-beres buku ayahmu dikamar.. GOOD LUCK!!". Ibu bergegas pergi meninggalkanku dan pergi mengambil alat-alat bersih di dapur.
    Saat itu Aku terus mengingat kata demi kata yang ibuku ucapkan, dari situlah Aku belajar berusaha untuk menyelesaikan satu persatu masalah yang Aku hadapi, bukan malah lari dari semua masalah ini....

    BalasHapus
  22. MENGEJAR MIMPI
    Pada pagi hari aku membantu kakak memasak. ibu yang menghampiri kami berdua dan mulai menanyakan tentang masa depan yang akan di jalani kakakku. " Mer, kapan kamu akan terus menjadi seorang yang hanya membantu ibumu di rumah, apakah kau tidak berkerja?" seraya ibu memotong sayur bayam. kakakku hanya terdiam sejenak lalu menjawab " entahlah bu". ibuku hanya mengerutkan dahi lalu berkata " ibu tidak mau kalau kamu menjadi seorang wanita yang selam hidupnya hanya membantu ibu di dapur, kalau kau mau berusaha pasti masa depanmu akan sukses". kakakku hanya terdiam membuat suasana menjadi hening. aku yang tidak tahu apa-apa juga hanya terdiam.
    Setelah terdim beberapa lama kakakku mulai kembali membuka pembicaraan." lalu apa yang ibu inginkan ?". sontak aku terkejut." masa depan untukmu", ibuku menjawab dengan santai dan tenang. aku yang ingin cepat-cepat menyudahi pembicaraan yang dingin ini. akupun mencoba ikut dalam pembicaraan ini " ibu bukankah masa depan itu bagian dari sebauh takdir kita?, meskipun kita mengejarnya penuh impian namun kalau tuhan tidak berkehendak maka mungkin keinginan kita hanya menjadi impian belaka?". ibu yang berhenti memotong sayur menjawab " namun kitakan masih memiliki sebuah ribuan usaha untuk mengejarnya kan?". seraya tersenyum padaku. " Ibu apakah selain dengan usaha apa ada cara lain untuk menggapai sebuah impian yang kita miliki?". kini aku mencoba serius dengan setiap pertanyaanku." ada yaitu doa, dengan usaha kita juga memerlukan doa."
    " Baiklah bu aku sudah bisa mengerti bagaimana cara kita menggapai sebuah impian."ujarku. " memang kamu sudah punya impian apa sih?" kakak melirikku dengan mata sinis. " ehm.. apa ya mungkin belum terpikirkan." kaktaku. dengan mengeryitkan dahi. "ah, tapi kamu tadi kayak serius gitu tanya sama ibu?" dengan nada meledek. " ah, biarin kan lebih baik bertanya dari pada gak sam sekali, toh itu kan bekal buat aku. " sudah jangan bertengkar, adikmu betul kok, kamu kini sudah mulai bisa bersikap dewasa." ibu tersenyum padaku.
    " Maafkan kakak bu sudah membuat ibu kecewa kini kakak ngrti bahwa kakak masih punya impian yang harus di kejar." dengan nada menyesal. " iya ibu bukan memaksa kalian untuk mengejar impianmu, tapi ibu tidak mau kalian menjadi seorang yang akan menyesal di hari tua karena kalian telah mengbaikan kebahagiaan yang harus kalian dapatkan, contohnya ibu ini" sambil tersenyum. “Memangnya dulu ibu waktu muda memiliki keingin apa?". kataku sambil menoleh pada ibu. "hahaha.. sudah, hanya ibu yang tau" kata ibu sambil tertawa keras
    “Ah ibu bercanda saja” sembari aku memasang wajah jengkel. Aku yang hanya bias jengkel hanya tidak membuat ibu berhenti tersenyum. Tiba-tiba kakaku mulai bertanya kembali “ehm tapi bu aku selalu tidak percaya diri dng semua kemampuanku.
    “itu adalah hal yang gampang nak… jika kamu mampu dan mau menyesuaikan dan kamu meras bahwa itu adalah langkah yang kamu inginkan maka ibu jamin kamu akan menjalani setiap impianmu dng pasti dan kamu akan senang dan semangat menjalani semuanya.jadi ga aka nada lagi perasaan yang takut/ragu gampang kan? Ibu mengacungkan tanda 2 jempol meminta jawaban setuju dengan pernyataannya. “ ya kami setuju!!!!” aku dan kakakku serentak menjawab. Dan ibu yang puas akhirnya tersenyum.
    “ ah kalau begini kini aku sudah mendapat ilmu baru yaitu kita harus mengejar mimpi kita., dan janganlah kita hanya terdiam di satu titik namun kita harus berani melangkah di setiap titik itu untuk mecapai titik yang terbesar yaitu kebahagiaan untuk sukses. dan satu lagi sekeras-kerasnya orang tua mendidik kita pastilah hanya untuk membuat hidup kita menjadi orang yang lebih baik dan semoga dengan cerpen pendek ini kita bias terinspirasi….

    * THE END*

    BalasHapus
  23. Pada pagi hari aku membantu kakak memasak. ibu yang menghampiri kami berdua dan mulai menanyakan tentang masa depan yang akan di jalani kakakku. " Mer, kapan kamu akan terus menjadi seorang yang hanya membantu ibumu di rumah, apakah kau tidak berkerja?" seraya ibu memotong sayur bayam. kakakku hanya terdiam sejenak lalu menjawab " entahlah bu". ibuku hanya mengerutkan dahi lalu berkata " ibu tidak mau kalau kamu menjadi seorang wanita yang selam hidupnya hanya membantu ibu di dapur, kalau kau mau berusaha pasti masa depanmu akan sukses". kakakku hanya terdiam membuat suasana menjadi hening. aku yang tidak tahu apa-apa juga hanya terdiam.
    Setelah terdim beberapa lama kakakku mulai kembali membuka pembicaraan." lalu apa yang ibu inginkan ?". sontak aku terkejut." masa depan untukmu", ibuku menjawab dengan santai dan tenang. aku yang ingin cepat-cepat menyudahi pembicaraan yang dingin ini. akupun mencoba ikut dalam pembicaraan ini " ibu bukankah masa depan itu bagian dari sebauh takdir kita?, meskipun kita mengejarnya penuh impian namun kalau tuhan tidak berkehendak maka mungkin keinginan kita hanya menjadi impian belaka?". ibu yang berhenti memotong sayur menjawab " namun kitakan masih memiliki sebuah ribuan usaha untuk mengejarnya kan?". seraya tersenyum padaku. " Ibu apakah selain dengan usaha apa ada cara lain untuk menggapai sebuah impian yang kita miliki?". kini aku mencoba serius dengan setiap pertanyaanku." ada yaitu doa, dengan usaha kita juga memerlukan doa."
    " Baiklah bu aku sudah bisa mengerti bagaimana cara kita menggapai sebuah impian."ujarku. " memang kamu sudah punya impian apa sih?" kakak melirikku dengan mata sinis. " ehm.. apa ya mungkin belum terpikirkan." kaktaku. dengan mengeryitkan dahi. "ah, tapi kamu tadi kayak serius gitu tanya sama ibu?" dengan nada meledek. " ah, biarin kan lebih baik bertanya dari pada gak sam sekali, toh itu kan bekal buat aku. " sudah jangan bertengkar, adikmu betul kok, kamu kini sudah mulai bisa bersikap dewasa." ibu tersenyum padaku.
    " Maafkan kakak bu sudah membuat ibu kecewa kini kakak ngrti bahwa kakak masih punya impian yang harus di kejar." dengan nada menyesal. " iya ibu bukan memaksa kalian untuk mengejar impianmu, tapi ibu tidak mau kalian menjadi seorang yang akan menyesal di hari tua karena kalian telah mengbaikan kebahagiaan yang harus kalian dapatkan, contohnya ibu ini" sambil tersenyum. “Memangnya dulu ibu waktu muda memiliki keingin apa?". kataku sambil menoleh pada ibu. "hahaha.. sudah, hanya ibu yang tau" kata ibu sambil tertawa keras
    “Ah ibu bercanda saja” sembari aku memasang wajah jengkel. Aku yang hanya bias jengkel hanya tidak membuat ibu berhenti tersenyum. Tiba-tiba kakaku mulai bertanya kembali “ehm tapi bu aku selalu tidak percaya diri dng semua kemampuanku.
    “itu adalah hal yang gampang nak… jika kamu mampu dan mau menyesuaikan dan kamu meras bahwa itu adalah langkah yang kamu inginkan maka ibu jamin kamu akan menjalani setiap impianmu dng pasti dan kamu akan senang dan semangat menjalani semuanya.jadi ga aka nada lagi perasaan yang takut/ragu gampang kan? Ibu mengacungkan tanda 2 jempol meminta jawaban setuju dengan pernyataannya. “ ya kami setuju!!!!” aku dan kakakku serentak menjawab. Dan ibu yang puas akhirnya tersenyum.
    “ ah kalau begini kini aku sudah mendapat ilmu baru yaitu kita harus mengejar mimpi kita., dan janganlah kita hanya terdiam di satu titik namun kita harus berani melangkah di setiap titik itu untuk mecapai titik yang terbesar yaitu kebahagiaan untuk sukses. dan satu lagi sekeras-kerasnya orang tua mendidik kita pastilah hanya untuk membuat hidup kita menjadi orang yang lebih baik dan semoga dengan cerpen pendek ini kita bias terinspirasi….

    * THE END*

    BalasHapus
  24. Lebaran Membawa Berkah

    08.12 |
    Hari Raya IDUL FITRI pun telah berlalu ... setelah solat ID , mama pun mengajak ku untuk pergi ke rumah saudara tujuannya untuk bersilaturahmi , tapi hari itu terlalu panas , lalu kami pun mengurungkan niat untuk pergi kerumah saudara ..

    lalu pada hari selanjutnya mama pun mengajak saya untuk berangkat ke rumah saudara , tapi di dalam hati saya agak sedikit malas...karena memang dari kecil saya tidak terbiasa ikut orang tua bepergian .. tp mama pun memaksa , mama berkata " dek ayo kita berangkat ke rumah sodara ...!!" lalu saya pun menjawab dengan alasan ngantuk,capek,dll...
    tp mama saya tetap memaksa "ini demi kebaikan kamu juga .. ini bukan pergi maen maen ...ini tujuan kita bersilaturahmi ...!!"ujar mama...lalu saya menjawab " ahh...ayo dah .."dengan perasaan males....tetapi setelah saya sesampainya di rumah saudara ... hati saya menjadi segar kembalii rasanya ..tidak tau mengapa...tiba tiba saja perasaan menajadi tenang...
    akhirnya setelah bercengkrama,dan berdilaturahmi bersama saudara...dalah hati berkata "tidak ada bruruk nya juga ya saya ikut bersilaturahmi..."dan pada saat kami ingin pulang .. ternyata salah satu saudara kami pun memberi "ANGPAO" kepada saya....
    tetapi hal ini tidak terfikirkan sama sekali di benak saya kalau saya ingin di beri "ANGPAO"..
    lalu dengan perasaan gembira saya pun melanjutkan perjalanan pilang kerumah ... di dalah perjalanan pulang mama pun bertanya " di kasih berapa dek tadi ...??" sambil tersenyum
    lalu saya menjawab " ada deh...hehehehe ...ini rahasaia perusahaan "...
    lalu mama saya pun tertawa ..." makanya di ajak mama itu harus nurut ... kalau kamu gak ikut tadi kamu gak bakalan dapet "ANGPAO" ...!!" ujar mama ...dalam hatu pun saya berkata "waahh...ternyata benar juga ya ... gak ada salahnya saya ikut tadi ...kalau gak ikut saya gak bakalan dapet "ANGPAO"..
    lalu setiap hari selama masa libur lebaran...kami menghabiskan waktu dengan bersilaturahmi dengan saudara yang laen...tapi saya tidak sedikit pun berharap untuk di beri " ANGPAO " ...ya ..tetapi kalau ada yang memberii...ya saya terima dengan senang hati ...!!
    (mengharap Mode On ) hehehhe...
    nahh ...dari semua saudara yang saya kunjungi ...tidak semuanya berakhir mujur...hehehe alias (gak dapet ANGPAO)....tapi sebagian saudara lain ada juga yang memberi....kagiantan ini saya lakukan selama semiinggu penuh selama libur lebaran...setelah itu mama pun berkata " dek ayo di total total kamu kemarin dapet berapa ..??" dengan perasaan senang ...
    hehehehe iya ma...setelah di total total ternyata dapet (Rp.***,*** ) haha...di sensor hanya perusahaan yang tau...hehehe...
    lalu mama berkata " itulah...kalo kemaren kamu gak ikut...kamu gak bakalan dapet duit.."
    "bener juga ya ma "...lalu dalam hati kecil saya berkata " kenapa tidak saya tabung kan saja uang ini ...saya hanya memegang 20%nya saja sudah cukup..."
    lalu saya menemuai mama...."ma ini duitnya yang kemaren aku dapet...ini mau aku tabung aja ".
    ohh..ya saudah sini mama yang simpen...
    dari pengalaman tadi saya bisa memetik kesimpulan "tidak ada rugi nya kita bersilaturahmi..karena silaturahmi memberi banyak ke untungan bagi kita "

    ~ THE END ~

    makasih udah menyimak ^_^

    BalasHapus
  25. “MARAH KARENA SAYANG”
    Udara pagi yang sejuk tentu membuat hati dan fikiran kita sejuk juga dan mebuat tidur kita sangat nyenyak. Namun bila kesejukan dan tidur kita yg sangat nyenyak itu di bumbui dengan teriakan/suara yang keras tentu membuat kita cukup terganggu. Itulah yang aku alami setiap pagi ketika aku masih kelas SD. Setiap pagi Ayah dan Ibu selalu memarahiku. Ayah dan Ibu memarahiku karena aku selalu tidur lagi setelah shalat subuh.
    Ayah : “Farah…… bangun….!!!!”
    Aku :” iya yah….. bentar lagi ….aku masih ngantuk nih….”
    Ayah : “ setelah shalat subuh itu gak baik tidur lagi dan kamu nanti telat ke sekolah”
    Aku : “iya yah….tapi aku masih ngantuk….”
    Aku jarang mendengarkan nasihat ayah. Malah terkadang aku sangat kesal jika tidur di ganggu. Aku berfikir Ayah dan Ibu tidak sayang dan tidak mengerti aku.
    Kebiasaanku setelah shalat subuh tidur lagi, membuat aku sering telat ke sekolah. Aku selalu terburu-buru jika mau pergi ke sekolah, karena kadang jam setengah tujuh_an aku baru mandi, sedangkan masuknya jam 07.00 WIB. Aku ke sekolah jalan kaki karena jarak sekolah dari rumahku tidak terlalu jauh. Namun, jika mandi aku cukup lama, belum lagi harus sarapan. Jadi waktu setengah jam tidak cukup, aku selalu terburu-buru. Bahkan terkadang buku pelajaranku ada yang tertinggal.
    Kebiasaan tidur lagi setelah shalat subuh, tidak membuatku jera. Aku malah tetap melaksanakan kebiasaa itu. Tanpa memikirkan akibatnya.
    Aku juga pernah telat datang waktu upacara bendera hari senin. Sehingga aku harus di hokum. Setelah upacara usai, aku tidak boleh langsung masuk ke kelas. Aku harus membersihkan halaman terlebih dahulu.
    Kebiasaan itu tak juga membuat aku jera. Ayah telah sering memarahiku, namun aku menghiraukannya.
    Lama- kelamaan Ayah membiarkan kebiasaan aku itu. Mungkin Ayah sudah capek mengingatkan aku. Hingga aku tambah sering datang telat ke sekolah, tapi beruntung aku tidak telat terlalu lama dan beruntungnnya lagi guruku sangat baik kepadaku.
    Ketika aku kelas 6, aku mulai sadar, bahwa kebiasaan aku itu sangat tidak baik dan sangat merugikan bagi diriku sendiri. Aku mulai membiasakan diri untuk tidak tidur lagi setelah shalat subuh. Dan Alhamdulillah aku dapat melaksanakan itu dengan baik.
    Keputusanku untuk tidak tidur lagi setelah shalat subuh ternyata sangat bermanfaat buat aku, karena waktu itu kelas 6 harus datang lebih awal yaitu jam setengah 7. aku tidak keberatan menerima hal itu. Karena aku sudah bisa mengatur waktu dengan baik.
    Sejak saat itu aku sudah tidak pernah tidur lagi setelah shalat subuh kecuali hari minggu dan liburan. Setelah shalat subuh aku terkadang nonton tv, baca-baca, dll. Ayah dan ibu sangat senang melihat perubahanku ini.
    Ibu : “tumben… sekarang gak pernah tidur lagi setelah shalat subuh?”
    Aku : “iya bu, lo’ aku tidur lagi setelah shalat subuh, aku pasti nanti telat ke sekolah.”
    Ibu : “bagus lah jika kamu sudah sadar akan kesalahanmu itu. Ayah tidak pernah membangunkan kamu lagi karena ayah ingin kamu sadar dengan sendirinya.”
    Aku : “makasih ya bu atas nasehat ibu selama ini”
    Aku baru sadar ternyata Ayah dan Ibu sangat menyayangiku. Semua yang mereka lakukan selama ini kepadaku, semata hanya untuk kebaikanku sendiri. Aku juga sangat menyayangi kedua orangtuaku. Mereka selalu membimbingku agar aku menjadi anak yang berbakti kepada orangtua,betguna bagi nusa & bangsa, dan menjadi anak shalehah. Aku tidak akan pernah melupakan kasih sayang kedua orangtuaku selama ini.
    SEKIAN . . .
    THANKZ . . .

    BalasHapus
  26. Ceritaku….

    Saat aku baru menginjak smp kelas 1,aku diajak tetanggaku keluar jalan – jalan pada malam minggu. Itu pertama kalinya aku keluar malam. Pada hari itu kebetulan hanya ada kakakku sedangkan orang tuaku pergi ke Blitar karena ada urusan yang penting disana.
    “kakak aku keluar ya sama mbak yoemy?”kataku padanya. Kakakku menjawab “udah izin belum sama bunda?kalau udah di izinin gapapa tapi jangan malem – malem pulangnya”. “ ya wes aku izin dulu.. udah kak katanya gapapa tapi pulangnya jangan malem – malem gitu. Ya udah kak aku berangkat dulu udah di tunggu. TT DJ ya dek katanya..
    Aku hanya berkata “ia kakakku…”
    aku pun berkeliling dengan tetanggaku itu. Waktu akan pulang dianya kehabisan bensin dan spbu juga lumayan jauh ya akhirnya aku bantuin dorong motornya...
    keringat ku bercucuran begitu sampai di spbu aku juga merasa malu di liat orang banyak.
    Setelah selesai kurasa hp ku bunyi ternyata kakakku sms “dek kamu dimana? Jam berapa ini udah!cepet pulang kalau ga pengen tidur di luar”. Lalu ku balas “oke mas”.
    Wajar kakak ku kuatir memang udah jam 10 malam.
    Ketika hampir sampai rumah bundaku telpon “non kamu dimana?katanya seperti orang khawatir” aku pun jawab “di depan gang mau masuk nda” terus bunda jawab. “Ya udah non!”. Sampai di rumah kakak tanya kok lama banget.
    Aku pun jawab “ia motornya habis bensinya!!!”
    “Bunda kawatir lo dek”kata kakakku. Ia ta kak?aku balik bertanya. “Ia sumpah ini aku ga bohong…”.
    Pada saat itu aku mulai mempunyai fikiran kalau orang tuaku sayang aku kalau nggak sayang ngapain hawatir dan hal itu membuatku semakin sayang sama orang tuaku. Sampai sekarang hal tersebut masih sangat berkesan.

    BalasHapus
  27. aku akan tetap sayang

    Di sore hari aku memandangi hujan yang turun rintik-rintik hujan halaman, tanah, daun, dan pepohonan menjadi basah, udara dingin menusuk tulang, sengaja aku tak mengenakan baju hangat karna aku sedang marah pada hujan yang membuatku tiadak bisa bermain dan harus terkurung di dalam kamar.
    Seharian saja tidak bisa bermain di luar, aku kesal dan marah-marah. Meskipun terkadang aku juga bingung karna tak tahu harus bermain apa, pokoknya, aku tidak suka jika berada di dalam rumah yang selalu kusebut sebagai “rumah hantu”.
    Sebab, selalu sepi menurutku meskipun masih ada Bu Surti, Bibi Muna, dan pak winto, dan tukang kebun karna bagiku tak akan terasa ramai tanpa kedua orang tuaku, tapi itu tidak mungkin karna kedua orangku selalu sibuk dan jarang sekali ada di rumah.
    Keesokan harinya Bibi berkata kepadaku “ Maya, makan dulu”. Ajak Bibi muna. Tetapi aku hanya berdiam diri dam terus memandang hujan, akhirnya Bibi tahu kenapa aku terdiam dan tidak mau makan lalu Bibi meninggalkan.
    Suatu hari pulang dari sekolah aku lebih memilih jalan kaki, aku berjalan sambil melamun. Pandangan mataku tidak mengarah ke jalan, tiba-tiba, aku tersentak ketika seseorang berteriak karena tertabrak olehku, ternyata dia seorang penjual kue dan aku berkata kepada dia.
    “Maaf, saya benar-benar tidak sengaja” ujarku.
    “sudahlah tidak apa-apa, tapi kalau sedang berjalan lebih baik kamu jangan melamun” jawabnya Si penjual kue itu.
    “baik saya tidak akan mengulanginya lagi.” Jawabku dengan rasa bersalah.
    “Oh iya, siapa nama kamu?” tanyaku kepada Si tukang penjual kue.
    “aku Yeyen” jawabnya. “sepertinya ayah dan ibumu orang kaya?” tanyanya dengan ragu
    “ya itu memang benar.” Jawabku
    “ tapi kenapa kamu berjalan kaki padahal kamu bisa minta jemput kepada kedua orang tuamukan?”tanya dengan rasa heran.
    “itu tidak mungkin karna kedua orang tuaku terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga dia lupa pada anaknya sendiri dan tak pernah menanyakan keadaanku, itu membuatku kesal kepada mereka.” Jawabku dengan rasa kesal
    “tapi kamu tidak boleh marah kepada orang tua karna mereka sudah merawatmu sejak kecil hingga sebesar ini dan membiayai sekolahmu, tidak seperti aku yang harus bekerja untuk bisa membiayai keperluanku, sehingga aku tidak bisa bersekolah.” jawabnya dengan sedih.
    “kenapa harus begitu memang kedua orang tuamu tidak mau membiayai kehidupanmu?” tanyaku dengan bingung
    “bukan seperti itu, tapi kedua orang tuaku sudah meninggal.” Jawabnya sambil menangis
    “maaf aku tidak bermaksud membuat sedih.”
    “sudahlah aku tidak apa-apa.”jawabnya sambil mengusap air matanya
    Dan aku berkata “ Oh, ya kalau begitu datanglah kerumahku untuk belajar bersama.”
    “apa boleh?” tanyanya dengan rasa malu
    “ tentu saja tidak apa-apa.” Jawabku
    “baiklah aku akan datang kerumahmu nanti sore.Sampai ketemu nanti sore.” Kata yeyen
    “ya, sampai ketemu nanti sore.” Jawabku sambil meninggalnya
    Sekitar jam 03.00 WIB Yeyen tiba dirumahku, lalu tidak beberapa lama kemudian kami mulai sudah akrab dan bergurau. Lalu sedikit demi sedikt aku mulai menyadari bahwa kehidupanku lebih baik dari pada kehidupan Yeyen dan mulai saat itu aku berjanji pada diriku sendiri untuk tetap menyayangi kedua orang tuaku meskipun mereka lebih memilih pekerjaannya dari pada berdiam diri di rumah bersama anaknya, tapi aku percaya suatu saat mereka akan menyayangi lebih dari pada sekarang.

    BalasHapus
  28. Di Dunia Ini Tidak Ada Ibu Sepertimuw
    Dengan hati yang gelisah aq duduk di depan rumah fikiran aq tidak karuan,aku terus memikirkan apa yang akan terjadi saat ibu aq pulang???Selama hampir 4 jam aq tetap menunggu di sana menantikan kehadiran sang ibu tercinta.Berkali" aq melihat hp aq tidak ada pesan maupun telfon dari ibu aq.
    Hati aq semakin cemas,karna aq takut tidak bisa memberikan yang terbaik untuk ibu aq,yang di manaa dia selalu menyayangi aq dan membesarkan aq sendiri sampai umur aq 10 thn setelah ayah aq meninggalkn aq dan ibu aq lebih dulu ketika aq masih berumur 2 bulan.Ibu qw selalu sabar menghadapi segala masalah yang terjadi,dia mampu menghadapinya sendiri demi melindungi putri tercintanya yaitu aq......seorang anak yang masih duduk di bangku smp kelas 3 yangberumur 14 thn.Ibu qw baru berani mempunyai pendamping dalam hidupnya ketika aq menginjak 11 thn.karena dia takut kasih sayang yang di berikan padaku terkurang apabila dia mempunyai pendamping dalam hidupnya.
    Aq sangat bersedih dan berdosa sekali bila aq tidak dapat memberikan yang terbaik ,walaupun kata orang lain hal itu di anggap biasa.Hampir 5 jam aq menunggu,akhirnya ibu aq terlihat dari kejauhan rumah,aku makin gelisah melihat map yang di bawa oleh ibu,fikiran aq terus bertanya- tanya.Keringat membasahi seluruh tubuh qw.
    Ibu aq menghampiri aq dan berkata "Selamatan anaakku kamu sudah dapat membahagiakan ibu lagi".Aku tidak tahan dengan kata"yang ibu katakan pada aq,Air mata membasahi pipi qw.Aq bertanya pada ibuqw"Memangnya apa yang membuat ibu bangga pada qw.......?????? Ibu qw menjawab "kamu mendapatkan juara 2 di kelas8"Air mata qw tidak dapat terhentikan saat ibu qw memeluk tubuh qw dengan belaian kasih sayang,yang mungkin tidak semua anak mendapatkan kasih sayang sepertiku........."Saya berterima kasih bu....Atas dukungan ibu dan didikannya saya bisa menjadi juara kelas"Jawabku
    Ibu qw menjawab"Teruslah berjuang anakku,raihlah cita"muw ibu selalu mensyuport muw daribelakang demi menggapai cita-cita muw" "Terima kasih ibu....."jawab qw
    Meskipun biasanya alhamdzulillah aku mendapat juara kelas dari kelas 1SD-8SMP,meskipun begitu aq belum bisa membahagiakan orang tua qw.Aku ingin bila aku sukses nanti gaji pertama aq akan aq berikan kepada ibu qw,sebelum qw puas membahagiakanya aq tidak akan memikirkan yang lain dulu.

    Terima kasih iuaq banga memiliki ibu sepertimuw.Aku beruntung memiliki ibu sepertimuw aku yakin DI DINIA INI TIDAK ADA IBU SEPERTIMUW yang begitu menyayangi putrinya sepenuh hati

    BalasHapus
  29. hari yang sempurna bagi umat muslim sedunia
    Di malam itu aku terlelap dengan sangat pulas. hingga tak terasa keesokan hari telah tiba,hari yang begitu indah,hari yang begitu tersepesial buatku. dimana dihari itu aku dapat berkumpul dengan banyak sanak saudara yang jauh dari rumahku.
    Pagi itu,tepatnya pukul 05.00 am aku bersiap-siap dengan rencana yang telah aku tunggu-tunggu selama satu bulan penuh melakukan perang.perang menahan untuk makan dan minum (hitung-hitung diet alami juga sih).Aku pun mandi kemudian mempersolek diri di hari kemakmuran para umat Allah.
    Setelah selesai,aku menuju lapangan bersama dengan kakakku,naik sepeda kesayanganku (mio hitam yang berNo. polisi P 6614,tapi sayangnya aku lupa belakangnya.Maklum suka pikun dikit).Akhirnya aku pun tiba disebuah lapangan yang dipenuhi rumput segar karena tersiram air hujan semalam. Disaat akan melakukan sholat ID aku bertemu saudar yang rumahnya kurang lebihnya antara 500 meter dari rumahku,tapi sayang my lovely mom tidak bisa ikut. (yah,biasalah kebiasaan para wanita kalau lagi pergantian bulan ,pasti ada aja tamu yang dateng).
    Setelah selesai menunaikan sholat ID aku bersalaman saling memaafkan satu sama lain bersama kawan lama,guru lama (kawan dan guruku di MI dulu kala),juga tak lupa aku bersalaman dengan saudaraku saling Minal Aidzin Wal Faidzin. Lalu,aku pulang bersama kakakku,sesampainya dirumah kulihat ibuku yang duduk tegap untuk mempersiapkan diri pada anaknya. (bisalah acara sungkem dan nangis-nangis dimulai untuk yang kesekian kali).
    Dimulai dari kakak tertua,namun belum waktuku aku sudah minta maaf dulu.(soalnya perut udah keroncongan minta ampun).tak tau kenapa air mataku menetes saat ibuku menyebut namaku dan mengusap rambutku. (ada rasa yang tak biasa gitu,yang jaranglah kualami).
    kemudian aku minta maaf pada kakek,nenek juga dong.Tapi keduluan ibuku.(yah,tambah menjadi air mataku.Saat ibuku mencium telapak kaki nenekku.Hmm,sangat mengharukan sekali).kemudian aku pun meminta maaf pada nenek juga kakekku.yah,menetes banyak banget air mataku.(untung aja gak sampek kebanjiran).yah syukurlah.
    Nah,ini dia yang aku tunggu-tunggu.Akhirnya acara makan pun dimulai,hmm,nyam-nyam.Makan bakso sapi asli buatan ibunda tercinta yummi.Lezat kali. Aku makan bersama bersenag-senang bercanda dan bergurau bersama keluarga besarku (ibundaku,kakakku,aku dan adikku.ehh tak lupa keponakanku). Beginilah cerita yang kualami,yang saat ini dan detik ini masih kukenang dan terjadang aku tertawa dan mengis bila ingat kejadian itu(bukan karena aku gila tapi hanya terlalu menghayati kejadian itu).sekian cerpen dari saya,Terima kasih.

    BalasHapus
  30. Di sore hari aku memandangi hujan yang turun rintik-rintik hujan halaman, tanah, daun, dan pepohonan menjadi basah, udara dingin menusuk tulang, sengaja aku tak mengenakan baju hangat karna aku sedang marah pada hujan yang membuatku tiadak bisa bermain dan harus terkurung di dalam kamar.
    Seharian saja tidak bisa bermain di luar, aku kesal dan marah-marah. Meskipun terkadang aku juga bingung karna tak tahu harus bermain apa, pokoknya, aku tidak suka jika berada di dalam rumah yang selalu kusebut sebagai “rumah hantu”.
    Sebab, selalu sepi menurutku meskipun masih ada Bu Surti, Bibi Muna, dan pak winto, dan tukang kebun karna bagiku tak akan terasa ramai tanpa kedua orang tuaku, tapi itu tidak mungkin karna kedua orangku selalu sibuk dan jarang sekali ada di rumah.
    Keesokan harinya Bibi berkata kepadaku “ Maya, makan dulu”. Ajak Bibi muna. Tetapi aku hanya berdiam diri dam terus memandang hujan, akhirnya Bibi tahu kenapa aku terdiam dan tidak mau makan lalu Bibi meninggalkan.
    Suatu hari pulang dari sekolah aku lebih memilih jalan kaki, aku berjalan sambil melamun. Pandangan mataku tidak mengarah ke jalan, tiba-tiba, aku tersentak ketika seseorang berteriak karena tertabrak olehku, ternyata dia seorang penjual kue dan aku berkata kepada dia.
    “Maaf, saya benar-benar tidak sengaja” ujarku.
    “sudahlah tidak apa-apa, tapi kalau sedang berjalan lebih baik kamu jangan melamun” jawabnya Si penjual kue itu.
    “baik saya tidak akan mengulanginya lagi.” Jawabku dengan rasa bersalah.
    “Oh iya, siapa nama kamu?” tanyaku kepada Si tukang penjual kue.
    “aku Yeyen” jawabnya. “sepertinya ayah dan ibumu orang kaya?” tanyanya dengan ragu
    “ya itu memang benar.” Jawabku
    “ tapi kenapa kamu berjalan kaki padahal kamu bisa minta jemput kepada kedua orang tuamukan?”tanya dengan rasa heran.
    “itu tidak mungkin karna kedua orang tuaku terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga dia lupa pada anaknya sendiri dan tak pernah menanyakan keadaanku, itu membuatku kesal kepada mereka.” Jawabku dengan rasa kesal
    “tapi kamu tidak boleh marah kepada orang tua karna mereka sudah merawatmu sejak kecil hingga sebesar ini dan membiayai sekolahmu, tidak seperti aku yang harus bekerja untuk bisa membiayai keperluanku, sehingga aku tidak bisa bersekolah.” jawabnya dengan sedih.
    “kenapa harus begitu memang kedua orang tuamu tidak mau membiayai kehidupanmu?” tanyaku dengan bingung
    “bukan seperti itu, tapi kedua orang tuaku sudah meninggal.” Jawabnya sambil menangis
    “maaf aku tidak bermaksud membuat sedih.”
    “sudahlah aku tidak apa-apa.”jawabnya sambil mengusap air matanya
    Dan aku berkata “ Oh, ya kalau begitu datanglah kerumahku untuk belajar bersama.”
    “apa boleh?” tanyanya dengan rasa malu
    “ tentu saja tidak apa-apa.” Jawabku
    “baiklah aku akan datang kerumahmu nanti sore.Sampai ketemu nanti sore.” Kata yeyen
    “ya, sampai ketemu nanti sore.” Jawabku sambil meninggalnya
    Sekitar jam 03.00 WIB Yeyen tiba dirumahku, lalu tidak beberapa lama kemudian kami mulai sudah akrab dan bergurau. Lalu sedikit demi sedikt aku mulai menyadari bahwa kehidupanku lebih baik dari pada kehidupan Yeyen dan mulai saat itu aku berjanji pada diriku sendiri untuk tetap menyayangi kedua orang tuaku meskipun mereka lebih memilih pekerjaannya dari pada berdiam diri di rumah bersama anaknya, tapi aku percaya suatu saat mereka akan menyayangi lebih dari pada sekarang.

    BalasHapus
  31. "ANDAI KU BISA..."


    Namaku gita,hobiku mengamati karakter seseorang tapi nggak selalu..dan banyak yg bilang kalau aku itu anak yg pendiam,tdk banyak sih tp ada..tapi sebenernya menurutku diam itu merupakan suatu keputusan dlm sebelum melakukan sesuatu,tapi tdk semuanya positif tentu ada batasannya.
    Aku punya pengalaman yg mungkin seumur hidupku nggak akan aku lupakan...dan kalau pun aku bisa memutar kembali kenanganku bersama mereka,aku akan mengenangnya.
    Waktu kecil aku,aku orangnya nggak byk omong,dan saat aku duduk di bangku sekolah dasar aku pendiem,gak tau ya mungkin lg gak mood.Teman2ku orangnya menyenangkan walupun mereka berkelompok tp dlm satu kelas kelompoknya cuman 1,jadi nggak ada perselisihan dan presaingan yg ketat.
    Aku menyadari bahwa aku mengerti tentang betapa beruntungnya aku saat itu .Waktu aku kelas 6 dan sering kita semua bermain bersama padahal saat itu aku memiliki masalah dng orang tuaku,sebenarnya bukan aku tapi kedua orangtuaku,dan tdk ada yg mengetahuinya..lalu seoang temanku mengajakku bermain bersama mereka.
    Akhirnya pd saat itu aku selalu bermain bersama mereka.Setelah kelulusan sekolah.Sekolahku mengadakan perpisahan,seperti sekolah2 lainnya.mereka semua menangis ketika menyanyikan sebuah lagu,tetapi aku tdk mengerti mengapa mereka semua menangis.
    Hari itu menurutku hari yg kurasa seperti mimpi,karena aku merasa ada yg kurang pd hariku esok..dimana kita semua sudah berpisah setelah selama 6 thn berkumpul dng merasakan kesedihan,kekhilafan,dan rasa setia kawan walaupun teman2ku tdk merasakannya tpi buatku itu adalah hal yg sangat penting karena disaat aku sedih mereka dpt menghiburku.
    Belum sebulan aku meninggalkan sekolahku yg dlu,tp rasanya sudah setahun,dan aku rasa kini saatnya aku memulai aktivitas baru bersama teman2ku yg tentunya baru juga.
    Menurutku apa yg dpt aku ceritakan setelah 2 tahun lebih ketika aku meninggalkan sekolahku yg dulu dan sekarang tdk tersa waktu telah berlalu dan kini aku kelas 3 smp.aku berharap semoga mereka mencapai cita2 mereka.

    BalasHapus
  32. "Tragedi di Hari yang Fitri"

    pusing kepalaku, pandangan mataku pun kabur. kakiku serasa tak bertulang dan tak berdaya.
    syukurlah aku masih hidup. syukurlah!!!!!
    tak pernah aku mengira akan mengalami ini semua. aku maupun orang-orang di sekitarku tiada yang mengira akan mengalami hal ini.
    semua berawal saat aku baru tiba di rumah.
    padahal ibuku sudah memperingatkan aku supaya tidak pergi kemanapun dan beristirahat setelah seharian aku melakukan perjalan pulang dari berlibur.
    tapi akau tidak menghiraukan dan malah pergi begitu saja tanpa pamit.
    tak kusangka godaan setan begitu besar untuk menjerumuskanku dalam kecelakaan itu.
    akupun mengoceh dalam perjalanan dalam pergiku dan akhirnya menabrak mobil. akupun sempat pingsan dalam perjalan ke rumah sakit.
    aku yang terlelap dalam pangkuan seorang laki-laki yang tua renta yang tak lain adalah kakekku sendiri,merasa apa ini ajalku???
    apa aku sudah mati?????
    aku tak boleh mati terlebih dahulu!!!!!!!
    aku masih harus membahagiakan kedua orang yang berharga dalam hidupku!!!!!!
    bagaimana ini??????
    hingga aku sadar saat aku ditangani oleh para medis yang telah ahli.
    aku menangis ketakutan dan ingin lari sewaktu aku ditangani.
    semua senandung tangisku diiringi tangisan dan nasehat dari ibuku yang tak aku hiraukan sebelum aku pergi.
    sesudah ditangani, tangisku mulai mereda dan berganti dengan rasa penyesalan pada ibuku.
    meski aku tidak bicara sepatah katapun pada ibu, dalam hatiku aku berkata:
    aku menyesal!!!!!!!
    aku mengaku salah, aku tak kan mengulanginya lagi untuk kedua kalinya dalam hidupku!!!!!!
    aku berjanji!!!!!!!
    dan sejak saat itu aku bertekad tak akan menyakiti orang yang berharga dalam hidupku dan menuruti semua maunya!!!!!
    "MAAFKAN AKU IBU!!!!!!"

    BalasHapus
  33. “Hari yang menyenangkan”



    Di pagi yg indah , saya ronaldy farid m bangun menatap hari yg cerah (meski sedikit mendung).pada hari itu aku menginjak liburan kenaikan kelas . tanpa tersadar aku dipanggil oleh ayah q lalu diajak di ajak pergi ke “watu ulo” sebuah wisata nan elok di jember . kmi brangkat pagi pagi pukul 06.00 ,kmi pergi menggunakan mobil .kami skeluarga cukup menikmati perjalanan .tetapi sesampai mlewati gunung melingkar jalan ke “watu ulo” aku mulai mual. Tetapi stelah sampai rasa mual itu terobati dengan melihat keiindahan pantai brombak besar itu!!!!!!!. Sesampai di sana saya beserta kedua adiksaya pergi bermain pasir meskipun sedikit kekanak – kanakan tetapi itu patut di coba .

    Setelah lelah bermain saya langsung pergi makan ikan bakar yg lzat dengan menikmati minuman yg jelazx mantap seperti kata tman saya mantap jaya . setelah lelah bermain saya istirahat skitar 10 menit lalu melanjutkan bermain lgi .…… tetapi mama dan ayah saya masih melanjutkan makanx lagi. Tanpa sengaja sya mendorong adik sya sehingga bju nya bsah kmi pun main basah – basahan dan pda akhirx kmi harus mengganti baju .

    Dan pda akhirnya saya harus berpisah dngan “watu ulo” semoga saya bisa ksana lagi untuk bersenang senang lagi.

    BalasHapus

Terima Kasih telah mengunjungi blog kami, sangat senang kiranya anda menyembatkan alamat URL blog atau fFB anda.