10 April 2008

Filled Under:

PUISI edisi 2



Harapanku padamu…
karya: Arum_sedayu@yahoo.com

Di tatap matamu aku titipkan asahku
Di tanganmu kutitipkan karya yang belum terlahir
Pada langkahmu kutitipkan ….
Pengembaraan yang tak tertuntaskan..
Pada setiap teriakanmu kutitipkan berjuta harapku, yang belum juga tersampaikan.
Pada setiap bisik lirih suaramu …
Kutitipkan mantra yang terus mendoakanmu
Pada setip helai nafasmu..
Kutitipkan sebagian dari hidupku
Di hatimu….. Ku titipkan semua harapan lurus
Yang amanah tanpa tipu daya
Banyak harapku padamu…
guruku…

Dia ….
rizky_agung@yahoo.com

Dia adalah tokoh yang tak lekang waktu
Dia adalah Hero diantara pahlawan pujaan
Dia adalah matahari diantara berjuta bintang
Dia adalah mimpi indah yang nyata dan terus ada
Dia adalah renungan tanpa batas…
Dimatanya melukiskan telaga yang indah dan sejuk
Yang mengalirkan air mata yang tulus diantara kesedihan dan kebahagiaan
Dia adalah Rentangan tangan yang siap mendekapku
Kapan saja baik suka dan dukaku
Dialah…waktu yang tak pernah sedetikpun meninggalkanku
Dialah Matahari yang sekaligus bulan bagiku
Dia adalah luapan kata dan puja yang tak tergambarkan…
Dia adalah kesempurnaan dari makna arti cinta
Dia adalah darah yang mengalir diantara persendianku
Dia adalah hirupan nafas yang memberiku hidup
Dia adalah kisah yang tak akan bosan aku ceritakan
Dia adalah….Engkau Ibu…Ibu…Ibu
Tempat dimana Tuhan meletakkan surga di kakimu

 PUISI UNTUKMU
By. Ayu’Q 8C

 Disaat sang sinar mulai meredupkan cahaya
Bintang pun kebingungan mencari
Penyebab meredupnya cahayamu
Tapi bintang pun tak jua.....
Menemukan penyebab keredupan itu
Bintang pun mulai khawatir
Bintang takut jika harus Menerima kenyataan
Sang sinar telah menemukan Bintang baru
Bintang yang lebih terang
 Disalah satu sisi......
Mulai ada sinar baru
Yang mulai menawarkan sinarnya
Untuk menemani kesendirian bintang
Tetapi, sinar yang ditawarkan
Tak seterang sinar Yang menemani bintang selama ini

 PENGHIANATAN JANJI
By. Qorinah 9C

Terlalu jauh aku melangkah
Mencari hatimu yang bukan kini
Mencari jiwamu yang tak seperti saat ini
Mencari ragamu yang tak seegois ini
Tak seperti dulu, itulah dirimu kini
Menempatkan sesuatu hal yang terkunci di belakangku
Jauh berbeda, itulah hatimu kini
Ingkari janji yang telah lama kau patri
 Munafik hanya itu gelar yang pantas untukmu
Diantaranya kenyataan yang tak pernah kau akui
Mungkin terlalu perih setiap tuturku
Namun sang pengecut pun lebih baik darimu

 PERUNGGU NO.I
By. Melia Handayani

 Aku menggenan bintang dalam khayalku
Menjadikannya mahkota
Yang membuat seisi dunia cemburu
Namun sesungguhnya.....
Hanya ada perunggu dalam genggamku
 Kadang orang menganggapku seperti ratu
Namun nyatanya.....
Aku hanyalah gembala yang bertahta
Di atas batu
Namun..... Aku tak mau
Menjadi orang yang semakin di buang orang
Aku harus menjadi perunggu No.I
Yang selalu menyemai rindu

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah mengunjungi blog kami, sangat senang kiranya anda menyembatkan alamat URL blog atau fFB anda.